TEMPO.CO, Surabaya-- Kepala Penerangan Kodam V Brawijaya, Letnan Kolonel Totok Sugiharto, mengatakan, bentrokan antara personel TNI AD dengan warga di kawasan perkebunan Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan Malang, terjadi karena prajurit TNI membela diri. TNI terpaksa bertindak tegas karena ingin mempertahankan tanah miliknya.
"Personel kami ke sana hanya untuk mencabut patok yang dipasang warga di tanah-tanah milik TNI AD," kata Totok kepada Tempo. Sayang upaya personel TNI ini langsung ditentang warga, bahkan warga langsung melakukan penyerangan hingga mengakibatkan beberapa personel TNI yang tak bersenjata itu mengalami luka-luka.
Menurut Totok, personel TNI memang diperintah oleh Komandan Korem Baladhika Jaya Malang untuk mengamankan tanah milik TNI yang saat ini dikuasai secara paksa oleh warga. Tanah-tanah tersebut, kata dia, sejak awal adalah milik TNI AD dibawah naungan satuan Sidam (Seni dan Bangunan) Kodam V/Brawijaya.
Tanah itu, sudah puluhan tahun juga dijadikan perkebunan oleh Kodam V/Brawijaya. "Tapi tiba-tiba tanah itu dipatok dan dipasang plang kita dilarang masuk," tambah Totok.
Karenanya, siang tadi, TNI AD sengaja mengirimkan beberapa personelnya untuk mencabut patok-patok tersebut. Sebelum pencabutan patok secara paksa, pihak TNI juga mengaku telah mensosialisasikan masalah ini kepada masyarakat sekitar.
Pihak TNI AD sendiri juga mengaku memiliki bukti-bukti sah atas kepemilikan tanah tersebut.
FATKHURROHMAN TAUFIQ