Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kerabat Keraton Setuju Gubernur Ditetapkan DPRD  

image-gnews
Sri Sultan Hamengku Buwono X. TEMPO/Arif Wibowo
Sri Sultan Hamengku Buwono X. TEMPO/Arif Wibowo
Iklan

TEMPO.CO , Yogyakarta: Kerabat Keraton Yogyakarta, GBPH Prabukusumo, tidak keberatan atas keputusan pemerintah menetapkan Sultan dan Paku Alam sebagai gubernur dan wakil gubernur setiap lima tahun oleh DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta. Bentuk pengisian jabatan itu merupakan hasil pembicaraan antara pemerintah dan tim asistensi RUU Keistimewaan Yogyakarta. “Tak masalah dengan rumusan lima tahunan itu,” ujar adik tiri Sultan Hamengku Buwono X ini kepada Tempo.

Tapi, dia berharap, dalam rumusan yang dibuat, paugeran Keraton dapat ikut dimasukkan. “Kami harap paugeran Keraton bisa masuk, sehingga detail pengisian jabatan itu nantinya tidak mempersulit pihak Keraton,” kata Prabu.


Menurut dia, rumusan pengisian jabatan gubernur oleh Sultan juga harus detail, seperti bagaimana jika Sultan menolak menjadi gubernur, bagaimana jika belum memenuhi syarat, atau siapa yang berhak menggantikan jabatan tersebut. “Paugeran ini penting dimasukkan agar tidak menjadi bumerang bagi Sultan ketika mengambil keputusan soal pengisian gubernur,” kata dia.

Apalagi, kata dia, persepsi atas paugeran pun bisa saja tak sama di antara kerabat. Terlebih masih ada perdebatan, misalnya bagaimana jika Sultan tak punya anak laki-laki, bagaimana jika tersangkut masalah pidana, dan siapa putra dalem (anak raja) yang berhak bertakhta, yang belum selesai dibicarakan. “Kalau dalam paugeran kan diatur jelas, seperti jika calon Sultan belum memenuhi syarat, yang menggantikan adalah eyangnya, anaknya, kakak-adiknya, dan lainnya,” kata dia.

Memang, kata dia, gambaran aturannya sudah ada dan nanti DPRD DIY yang bertugas memverifikasi syarat calon gubernur dan wakil gubernur sesuai dengan undang-undang. “Tapi paugeran akan memperkuat posisi dan materi RUUK agar tak mudah diamandemen di pemerintahan selanjutnya,” ujarnya.

Sebaliknya, Sultan Hamengku Buwono X malah berharap prosedur penetapan Sultan dan Paku Alam menjadi kepala daerah tidak dibuat rumit. “Cari praktisnya sajalah dan tidak menimbulkan masalah,” kata dia.

Perbedaan persepsi terhadap paugeran di kalangan kerabat Keraton muncul selama perdebatan RUU Keistimewaan ini. Sebelumnya, adik kandung Sultan, GBPH Joyokusumo, mengatakan perubahan paugeran bisa saja terjadi. "Modifikasi aturan syarat itu sangat mungkin dilakukan karena selama ini dari masa HB I hingga sekarang pun banyak terjadi,” kata Joyokusumo, yang kini terbaring sakit akibat stroke.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, modifikasi itu, di antaranya bisa tentang raja yang ditunjuk adalah seorang putri, bukan laki-laki. “Sangat bisa itu terjadi, seperti kerajaan Inggris. Asalkan kerabat Keraton menilai itu layak dan bisa dipertanggungjawabkan," kata dia.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Ari Sujito, mengatakan memasukkan paugeran dalam RUUK justru memperlama proses penyelesaian. Pasalnya, tak semua politikus di DPR bisa menafsirkan dan menerjemahkan inti paugeran kepada publik. “Kalau paugeran harus masuk, itu justru memperpanjang perdebatan dan tak menyelesaikan RUUK,” kata dia.

Menurut dia, justru saat ini tantangannya ada di lingkup internal Keraton. Bagaimana dalam kompetisi pemilihan Sultan selanjutnya kalangan kerabat tetap solid menentukan calon yang akan bertakhta, kemudian ditunjuk menjadi gubernur. “Kalau tidak solid, akan terjadi perpecahan di Keraton dan akan berdampak buruk pada RUUK yang diperjuangkan sekarang,” kata dia.

Sementara itu, Panja RUUK Yogyakarta mestinya bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi kemarin siang. Tapi pertemuan untuk membahas mekanisme penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY gagal karena Gamawan berhalangan. "Sering terhambat faktor teknis untuk duduk bersama," kata Ketua Komisi Pemerintahan Agun Gunanjar kemarin. Tapi Gamawan mengaku optimistis pembahasan RUUK bisa selesai tepat waktu.


PRIBADI WICAKSONO | IRA GUSLINA SUFA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

18 hari lalu

Prajurit Bregada berjaga saat Nyepi di Candi Prambanan Yogyakarta Senin, 11 Maret 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.


Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

44 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.


Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah


3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

2 November 2023

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

Cirebon punya berbagai destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi, di antaranya 3 Keraton, yakni Keraton Kasepuhan Cirebon, Kanoman, Kacirebonan.


Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

20 September 2023

Sejumlah warga melintas di depan  Keraton Surakarta. Foto diambil beberapa waktu lalu. Foto: TEMPO | SEPTHIA RYANTHIE.
Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

Tanri Abeng menggelar talkshow yang membahas tentang wellness tourism dikaitkan dengan keberadaan 56 keraton di Indonesia.


UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

19 September 2023

Sumbu Filosofi Yogyakarta. Foto:  kebudayaan.kemdikbud.go.id.
UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage.


Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

29 April 2023

Patung dua harimau dan meriam di depan bangunan Jinem Pangrawit  Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, (4/1). TEMPO/Rully Kesuma
Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

Di Cirebon, terdapat 3 keraton yang memiliki sejarah yang unik, yakni Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Ini destinasi wisata di Cirebon.


Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

28 Desember 2022

Keraton Solo. ANTARA/Aris Wasita
Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

Peristiwa konflik internal Keraton Surakarta yang memanas mewarnai pemberitaan media massa menjelang akhir tahun 2022


Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

15 Oktober 2022

Pedagang batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta bersyukur kunjungan wisatawan mulai pulih dan menggerakkan roda perekonomian mereka. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

Jika Anda ingin mencari kain batik dengan corak gaya modern, maka sangat direkomendasikan untuk pergi berbelanja di Batik Rumah Suryowijayan.


Mengenal Perbedaan Batik Pedalaman dan Pesisir

15 Oktober 2022

-Pengrajin menjemur batik Madura yang baru dicuci di kampung batik Tanjung Bumi,  Bangkalan, Madura.  Batik Bangkalan memiliki ciri khusus  yaitu adanya motif  warna merah yang sangat mewakili karakter penduduk pesisir. Tempo/Rully Kesuma
Mengenal Perbedaan Batik Pedalaman dan Pesisir

Batik pesisiran banyak disenangi karena visualnya yang lebih beragam dengan perpaduan warna yang lebih cerah dibandingkan jenis batik pedalaman.