TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Agama Dewan Perwakilan Rakyat Chairunnisa mengatakan pembagian 500 Al-Quran kepada setiap anggota Komisi Agama diketahui seluruh anggota Komisi. "Semua dibahas terbuka dan kami diberi tahu akan diberikan Al-Quran untuk didistribusikan," kata Chairunnisa di komplek parlemen Senayan, Rabu, 4 Juli 2012.
Menurut politikus Golkar ini, pembagian Al-Quran merupakan inisiatif Kementerian Agama. Komisi hanya diberitahu bahwa ada Al-Quran yang harus dibagikan pada masyarakat. "Kami ikut distribusikan karena kami punya konstituen. Siapa tahu Kemenag tidak sampai ke sana."
Semua anggota Komisi, kata dia, mendapat jatah Al-Quran. Hanya memang masih ada yang belum membagikan kepada konstituen. Chairunnisa sendiri mengaku belum membagikan semua jatahnya pada konstituen di Kalimantan Tengah. "Karena saya jauh jadi belum dibagikan semua," katanya.
Pembagian Al-Quran, kata dia, baru dilakukan sejak awal tahun. Pada anggaran 2011 belum ada program ini. Untuk anggaran APBN-P 2012, Kementerian Agama mengajukan anggaran sekitar Rp 70 miliar. Dari jumlah itu yang disepakati hanya senilai Rp 55 miliar. Kementerian Agama berasalan, kenaikan anggaran karena jumlah Al-Quran yang dicetak naik dari 60 ribu eksemplar menjadi 2 juta eksemplar.
Sebelum dibagikan, sekitar 30 ribu eksemplar yang disusun dalam kardus masing masing berisi 28 eksemplar Al-Quran sempat menumpuk di ruangan rapat Komisi. Gudang sekretariat tak cukup untuk menampung Al-Quran yang diberi Kementerian Agama. Makanya begitu sampai, Komisi langsung berinisiatif membagikan pada setiap anggota. Anggota Komisi yang nonmuslim pun turut menerima Al-Quran itu.
Pada anggaran 2010, pengadaan Al-Quran hanya disetujui sekitar Rp 4 miliar. Anggaran ini naik menjadi Rp 22 miliar pada APBNP 2011. Peningkatan anggaran untuk memperbanyak pencetakan Al-Quran yang akan dibagi-bagi ke daerah terpencil. "Itu ide yang baik agar umat Islam membaca kitab sucinya."
Kitab suci yang dicetak itu, kata Chairunnisa, tidak hanya Al-Quran, tetapi juga tafsir, Yasin, dan juz' amma. Namun dia mengaku tidak tahu anggaran pengadaan satu unit Al-Qurannya. "Kalau teknis itu, kan, ada di Kementerian. Kami hanya bahas pagunya saja."
Menurut Chairunnisa, Komisi tidak tahu mengenai mekanisme pengadaan, termasuk dengan keterlibatan anggota Komisi, Zulkarnaen Djabar, dalam kasus korupsi ini. Meskipun sama-sama anggota Fraksi Golkar, dia mengaku tidak pernah diajak diskusi oleh Zulkarnaen soal pengadaan. "Kami juga tidak pernah bahas di fraksi."
IRA GUSLINA SUFA
Berita Terpopuler
KPK Bidik Mobil Mewah Anas
Mobil Anas Sudah Berpindah Tangan
Kata Tweeps Soal Cekcok @TrioMacan2000-@UmarSyadat
Terkait Kasus Buol, Hartati Murdaya Dicekal KPK
Kemenag ''Sogok'' Komisi Agama dengan Al-Quran
Tukang Koran Ini Sumbang Rp 6 Ribu buat Gedung KPK
Proyek Hambalang Mungkin Ditenderkan Ulang