Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Papua Siap Terima 15 Ribu Warga Papua Nugini

image-gnews
TEMPO/ Tjahjono Ep Eranius
TEMPO/ Tjahjono Ep Eranius
Iklan

TEMPO.CO , Jayapura: Penjabat Gubernur Papua Syamsul Arief Rivai menegaskan pemerintah siap menerima kembali 15 ribu warga yang akan pulang ke Boven Digoel setelah mengungsi puluhan tahun di Papua Nugini. Belasan ribu orang eksodus ke Papua Nugini pada 1980an akibat gejolak politik saat itu.

“Siap saja. Mana mereka? Kalau mau pulang, kita bisa bicara,” kata Syamsul, Selasa, 3 Juli 2012.

Ia mengatakan, pemerintah tak akan menutup mata melihat warga Papua berada di negeri orang. “Tapi kalau mereka pulang sebab ada jaminan perumahan, tentu kita harus bicara lagi. Tidak bisa sejauh itu, ada konflik anggaran, kita punya keterbatasan, tapi kalau ada 15 ribu orang, maka kita akan cari solusi apa yang harus dilakukan,” ujarnya.

Koordinator repatrian di Boven Digoel Albertus Kuwok mengatakan puluhan keluarga saat ini tidak memiliki rumah layak dan pekerjaan di Papua Nugini. Mereka tinggal di kampung-kampung sekitar wilayah Kiongga. “Kita mau pulang, tapi kalau pemerintah tidak menyediakan rumah dan pekerjaan, sama saja,” ujarnya.

Ia mengatakan di PNG, warga Boven Digoel dari suku Muyu itu hidup seadanya. Anak-anak tidak bersekolah serta pemuda menganggur. “Karena mereka tinggal di kampung,” ucapnya.

Kuwok mengatakan sudah ada 21 kepala keluarga yang pulang ke kampungnya di Boven Digoel. “Tapi ya itu, kita butuh perhatian. Saya bicara ini karena kita mau kembali ke Indonesia, sekarang bagaimana pemerintah mau membangun tempat tinggal dan menyediakan kerja.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Bidang Linmas Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat, Boven Digoel Fabianus Sabi Senfahagi mengatakan masalah utama memulangkan ribuan orang adalah Boven Digoel tidak memiliki pejabat daerah definitif. “Bupatinya dipenjara. Wakilnya ada, tapi tidak memiliki kewenangan penuh. Sekdanya juga hanya pelaksana tugas, ini jadi masalah,” ucapnya.

Kabupaten Boven Digoel dimekarkan dari Merauke berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002. Terdapat tiga suku besar yang menempati daerah bersejarah itu, yakni Wambon, Muyu, serta Auyu.

Sebelumnya 6.000 warga Papua yang bermukim di sekitar wilayah perbatasan, berniat pula pulang ke Indonesia. Mereka menempati Kampung Wenes Wenda, yang terletak antara Kampung Yabanda dan Waris, Kabupaten Keerom di perbatasan RI-PNG. Pemerintah Keerom siap menyediakan rumah bagi para repatrian.

JERRY OMONA

Berita terpopuler:
Awal Ramadhan Muhammadiyah dan NU Berbeda

Bahaya di Balik Jus Buah

Korupsi Al-Quran Ganggu Citra Golkar dan Ical

Soft Drink Ternyata Mengandung Alkohol

\'\'Ritual\'\' Jokowi Sebelum Kampanye  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

26 Mei 2019

Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill.[REUTERS]
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Minggu setelah berminggu-minggu desakan dari lawan politiknya.


PNG Tegaskan Papua Bagian Integral Indonesia  

30 September 2016

Massa dari Aliansi Mahasiswa Papua mengenakan baju adat Papua saat menggelar aksi
PNG Tegaskan Papua Bagian Integral Indonesia  

Papua Nugini menegaskan kembali sikapnya bahwa Provinsi Papua merupakan bagian integral dari Republik Indonesia.


Eks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura  

9 September 2016

PM Papua Nugini Michael Somare. telegraph.co.uk
Eks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura  

Pengadilan Singapura menyatakan pendiri Papua Nugini yang juga presiden pertama PNG, Michael Somare, menerima dana pencucian uang sebesar Rp 10,2 miliar.


Sekjen ULMWP Octovianus Mote Dilarang Masuk Papua Nugini  

30 Mei 2016

Octovianus Mote. pacific.scoop.co.nz
Sekjen ULMWP Octovianus Mote Dilarang Masuk Papua Nugini  

Sekretaris Jenderal ULMWP, organisasi payung seluruh organisasi perjuangan kemerdekaan Papua, Octovianus Mote, ditolak masuk Papua Nugini.


Dituduh Korupsi, PM Papua Nugini Didesak Mundur

26 Mei 2016

Perdana Menteri Papua Nugini, Peter Charles Paire O'Neill beserta istri Lynda May Babao. TEMPO/Subekti
Dituduh Korupsi, PM Papua Nugini Didesak Mundur

Para mahasiswa Papua Nugini mendesak Perdana Menteri Peter O'Neill mundur karena terlibat korupsi.


Papua Nugini: Forum Pasifik Ingin Papua Self-Determination

26 Mei 2016

Peter O'Neill. AP/Mary Altaffer
Papua Nugini: Forum Pasifik Ingin Papua Self-Determination

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengatakan pimpinan forum Pasifik ingin Papua menentukan nasibnya sendiri (self-determination).


Papua Nugini Tutup Kamp Pengungsi Australia

27 April 2016

Ilustrasi imigran gelap. ANTARA/Asep Fathulrahman
Papua Nugini Tutup Kamp Pengungsi Australia

Selama ini, Australia membayar Papua Nugini dan pulau milik bangsa Nauru untuk didirikan kamp penahanan pengungsi.


Berusaha Kabur, Polisi Papua Nugini Tembak Mati 11 Tahanan  

26 Februari 2016

Ilustrasi. gizmodo.com
Berusaha Kabur, Polisi Papua Nugini Tembak Mati 11 Tahanan  

Polisi Papua Nugini menembak mati 11 tahanan dan melukai 17 lainnya saat mengejar tahanan penjara yang kabur.


Bagi Perempuan, Papua Nugini Tempat Terburuk di Dunia

27 Januari 2016

Suku Huli Wigmen ini terkenal dengan hiasan kepala yang dibuat dari rambutnya sendiri hidup di Papua Nugini. Di pulau yang sama juga hidup suku terasing yang terkenal dengan ornamen ukirannya yaitu suku Dani dan Asmat dari Papua, Indonesia. Dailymail.co.uk/Jimmy Nelson
Bagi Perempuan, Papua Nugini Tempat Terburuk di Dunia

Polisi minta bayaran untuk mengusut perkosaan.


Dua WNI Disandera di Papua Nugini  

14 September 2015

Monumen persahabatan antara dua negara di perbatasan Indonesia - Papua Nugini, 26 Juli 2015.  TEMPO/Maria Rita Hasugian
Dua WNI Disandera di Papua Nugini  

Komunikasi intens dijalin antara Konsulat RI Vanimo dan militer Papua Nugini terkait dengan sandera dua WNI di Papua Nugini.