TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Dedi Gumilar alias Mi'ing, mengatakan organisasi atau kelompok masyarakat tak boleh mengambil alih fungsi negara dalam menjaga keamanan. Dedi meminta Mabes Polri tidak tunduk pada tekanan kelompok massa intoleran.
"Mau sampai kapan? Negara tidak boleh kalah oleh tekanan sekelompok orang," ujar Dedi saat dihubungi, Senin, 21 Mei 2012.
Baca Juga:
Dedi mengatakan hal itu menyikapi kontroversi kedatangan penyanyi Amerika Serikat, Lady Gaga. Menurut dia, Gaga boleh konser di Indonesia asal disesuaikan dengan budaya Indonesia. Jika nanti pertunjukan Gaga tidak senonoh, polisi-lah yang berwenang menghentikan, bukan kelompok massa tertentu.
Konser Gaga rencananya akan berlangsung di Jakarta pada 3 Juni 2012. Menurut Dedi, konser tersebut tak akan mengancam budaya Indonesia. “Ada banyak agama dan bahasa. Dan selama ini kita menerimanya sebagai rahmat, bukan sebagai ancaman," ujar anggota Komisi Pendidikan dan Kesenian Dewan Perwakilan Rakyat itu.
Mi'ing mengapresiasi pernyataan Ketua Umum Nahdatul Ulama Said Aqil Siradj dalam menyikapi konser ini. Dua hari lalu, Said Aqil mengatakan kedatangan penyanyi bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta itu tidak akan mengubah orang menjadi jahat.
"Bagi NU mau ada seribu Lady Gaga nggak akan mengubah keimanan orang NU," kata Said Aqil.
IRA GUSLINA SUFA
Baca juga:
Sikap Menteri Gamawan Melunak Soal Lady Gaga
Seperti Pengajian, Lady Gaga Tak Bisa Dilarang
Begini Kompromi Promotor dengan Lady Gaga?
Ini Riders Lady Gaga untuk Konser di Indonesia
Denny Sakrie: Antara Dangdut Erotis dan Lady Gaga
Konser Lady Gaga Akan Disesuaikan Budaya Indonesia
Politisi PPP Minta Kontroversi Lady Gaga Diakhiri
Butet : Pelarangan Lady Gaga Bisa Berdampak Buruk
Denada Yakin Lady Gaga Tak Rusak Moral
Meski Diprotes, Filipina Tak Batalkan Konser Lady Gaga