TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan anggota tim Badan Search and Rescue Nasional masih berada di kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, meski operasi evakuasi korban secara resmi dihentikan sejak Jumat, 18 Mei 2012 lalu. “Masih ada 186 orang yang tinggal di Cijeruk untuk mencari FDR (flight data recorder),” kata Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Daryatmo, Sabtu, 19 Mei 2012.
Menurut Daryatmo, FDR, yang berisi data perekam penerbangan, dan VCR (voice cockpit recorder) sebenarnya berdekatan saat di dalam pesawat. "Tapi, ketika pesawat hancur lebur, keduanya menjadi terpencar, dan kami masih terus mencari."
Kotak VCR ditemukan Selasa, 15 Mei 2012 lalu, oleh tim Kopassus yang dipimpin Letnan Satu Taufik Akbar. Kotak ini berisi data suara percakapan dalam kokpit pesawat selama dua jam terakhir sebelum pesawat jatuh di lereng Gunung Salak, 9 Mei 2012 lalu.
Tim yang melibatkan Federasi Panjat Tebing itu menyisir lereng Gunung Salak dan akhirnya menemukan kotak hitam, yang di dalamnya terdapat VCR itu sebagai bagiannya. Kotak tersebut berada di jurang sedalam kira-kira 600 meter, yang terletak di dekat pecahan ekor pesawat nahas itu.
Saat ini kotak VCR masih diperiksa oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). “Sudah di-download dan sekarang sedang ditranskrip,” kata Ketua KNKT Tatang Kurniadi saat dihubungi Tempo kemarin. “Setelah ditranskrip, baru kemudian diteliti.”
Ia enggan menguraikan berapa lama waktu yang dibutuhkan KNKT untuk bisa mengumumkan kepada publik hasil investigasinya mengenai penyebab kecelakaan Sukhoi berdasarkan hasil pemeriksaan VCR itu. "Sekarang saja kita masih mencari FDR," kata dia.
Tatang juga mengaku belum bisa memberi estimasi kapan pemeriksaannya rampung. "Yang pasti, diusahakan secepatnya,” ujarnya. Ia menambahkan, jika nanti FDR sudah ditemukan oleh tim SAR, alat itu juga akan diperiksa di Indonesia.
Pencarian FDR ini juga dibantu tim SAR Rusia, yang mengirim 80 orang untuk melakukan evakuasi korban kecelakaan. "Saat ini kami bersama tim SAR Indonesia mulai fokus mencari FDR," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov, Sabtu, 19 Mei 2012, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Pesawat komersial buatan Rusia itu hilang kontak pada Rabu dua pekan lalu, sekitar pukul 14.33. Setelah ditemukan oleh tim evakuasi keesokan harinya, diketahui kondisi pesawat yang mengangkut 45 penumpang dari Indonesia, Rusia, Prancis, dan Amerika tersebut dalam keadaan hancur berkeping-keping setelah menabrak tebing Gunung Salak.
ANANDA PUTRI
Berita Terkait:
Sukhoi, Gunung Salak, dan Firasat Abah Uut
Pramugari Sukhoi Merasa Takut Sebelum Terbang
Kru Sukhoi Rusia di Mata Blogger Sergey Dolya
Badan SAR Hentikan Pencarian Korban Sukhoi
Benda Mirip Parasut Sukhoi Dikirim ke Halim