TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga pilot Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, tidak akan datang ke Indonesia. Menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov, keluarga akan menunggu proses identifikasi selesai.
"Setelah itu jenazah akan kami pulangkan, sehingga keluarga tidak perlu ke Indonesia," kata Alexander di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu, 19 Mei 2012.
Menurutnya, proses identifikasi seluruh jenazah korban Sukhoi direncanakan selesai pertengahan Juli mendatang. Dia optimistis karena pihak Rusia telah mendatangkan pereaksi kimia atau reagent.
"Dengan reagent kami dapat mengidentifikasi serpihan jenazah korban hingga yang paling kecil," kata Alexander.
Tragedi Sukhoi SuperJet 100 terjadi pada Rabu sore, 9 Mei 2012. Pesawat produksi Rusia itu lepas landas dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma pukul 14.12 untuk melakukan joy flight ke selatan Jakarta.
Sekitar 21 menit di udara pilot Sukhoi Alexander Yablontsev menghubungi menara kontrol di Bandara Soekarno-Hatta dan meminta izin turun dari ketinggian 10 ribu ke 6 ribu kaki. Namun, setelah itu Sukhoi menghilang. Puing pesawat kemudian ditemukan wilayah Gunung Salak.
SYAILENDRA
Berita terkait
Kru Sukhoi Rusia di Mata Blogger Sergey Dolya
Kuncen Gunung Salak Minta Nama Penumpang Sukhoi
Negosiasi Asuransi Sukhoi Tanpa Intervensi Negara
Benda Mirip Parasut Sukhoi Dikirim ke Halim
Sukhoi Siap Bayar Asuransi Korban
Hatta Rajasa: Kader PAN Tanpa Politik Uang
Fakta Janggal Sukhoi Superjet Rusia