TEMPO.CO, Kupang - Mateus Daeng Ebang, 42 tahun, juru tikam paus (lamafa) asal Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, nyaris tewas setelah diseret ikan pari yang ditikamnya.
"Benar, ada satu lamafa yang nyaris tewas setelah diseret ikan pari ke dasar laut," kata kerabat korban, Mikhael Radjamuda Bataona, yang dihubungi Tempo, Rabu, 16 Mei 2012.
Korban diseret ikan pari hingga dasar laut pada Selasa, 15 Mei 2012. Korban kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Lewoleba, Kabupaten Lembata, karena menderita luka parah.
Korban bersama sejumlah warga Lamalera menikam ikan pari di pantai Lamalera. Nahas menimpa lamafa tersebut karena tali yang digunakan untuk menikam pari justru melilit kakinya hingga terseret ke dasar laut. "Syukur dia (Mateus) masih selamat," katanya.
Masyarakat Lamarela sejak dulu punya kebiasaan menangkap paus. Penangkapan paus biasanya dilakukan bulan Mei-Okober setiap tahun. Namun sebelumnya digelar ritual adat. Selain paus, warga Lamalera juga menangkap ikan pari dan lumba-lumba. "Kalau belum ada paus (baleo) yang lewat, maka nelayan biasanya menangkap pari atau lumba-lumba," katanya.
Sampai saat ini, korban masih dirawat intensif karena masih dalam kondisi koma, setelah menderita luka yang cukup parah di bagian kaki dan dada.
YOHANES SEO