TEMPO.CO, Bogor - Awan gelap, kabut, dan angin kencang membayangi proses evakuasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak. Selain itu, hujan gerimis mulai mengguyur di kawasan itu. "Cuaca yang kurang menentu, kami memutuskan melakukan evakuasi jalur darat," kata Komandan Korem 061/Suryakancana Kol Inf A.M. Putranto, Senin, 14 Mei 2012. "Jika cuaca memungkinkan, kami memakai jalur udara. Tapi, jika angin kencang, kami putuskan jalur darat karena angin kencang ganggu penerbangan."
Hingga pukul 10.30 WIB, cuaca di sekitar lokasi evakuasi diwarnai angin dan mendung. Hujan gerimis sempat terjadi mulai dari pukul 06.00 WIB. Selama 30 menit hujan turun, lalu berhenti dan kembali gerimis.
Meski cuaca kurang mendukung, tim SAR tetap melakukan evakuasi korban. Pengiriman kantong jenazah dilakukan dengan menggunakan ambulans. Cuaca buruk membayangi proses evakuasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, yang dilakukan hari ini, Senin, 14 Mei 2012.
ANGGA SW | WDA | ANT
Berita terkait:
Sukhoi Menabrak Setelah Menembus Kumulonimbus
Sukhoi Superjet Sempat Memutari Gunung Salak
Neraka di Langit Indonesia: Seluler dan Sex Phone
ATC Membantah Terbang di Indonesia Seperti Neraka
Keluarga Baru Bisa Terima Jenazah Korban Sukhoi Usai Identifikasi
Beberapa Benda yang Ditemukan di Lokasi Jatuhnya Sukhoi