Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gedung PN Bandung Dilempari Kotoran Hewan

image-gnews
Masa yang tergabung dalam Serikat Pekerja Mandiri Hotel Grand Aquila berunjukrasa saat sidang vonis General Manager dan HRD Manager Hotel Aquila berlangsung di Pengadilan Negeri, Bandung, Jawa Barat. Selasa (8/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Masa yang tergabung dalam Serikat Pekerja Mandiri Hotel Grand Aquila berunjukrasa saat sidang vonis General Manager dan HRD Manager Hotel Aquila berlangsung di Pengadilan Negeri, Bandung, Jawa Barat. Selasa (8/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Eks karyawan Hotel Grand Aquila Bandung melempari gedung Pengadilan Negeri Bandung dengan jeroan dan kotoran binatang usai sidang kasus pidana perburuhan dengan terdakwa eks manajer hotel itu, Sherry Iskandar, Selasa, 8 Mei 2012.

Mereka mengamuk lantaran majelis hakim pimpinan Arifin Pasaribu membebaskan Sherry yang didakwa sesuai Pasal 93 ayat 1 Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Para buruh yang menghadiri sidang langsung menyuarakan protes setelah Arifin mengetokkan palu mengesahkan vonis bebas untuk Sherry. Beberapa buruh langsung meneriakkan takbir dan mengecam putusan hakim.

"Tidak adil, bertahun-tahun saya bekerja percuma. Putusan apa ini? Kenapa selalu membela Aquila?" pekik salah seorang eks karyawan perempuan bernama Nia di ruang sidang I, Selasa, 8 Mei 2012.

Sementara itu, eks buruh lainnya, Medi, langsung ngeloyor ke luar ruang sidang. Di halaman, ia berusaha menaiki bangunan gedung ruang sidang I untuk menurunkan spanduk "Perbuatan korupsi bertentangan dengan hukum agama dan hukum negara", yang terpasang di dinding atas gedung.

"Percuma saja spanduk itu, hakimnya korupsi. Hukum sudah dibeli!" teriaknya sambil berusaha melepaskan diri dari beberapa polisi yang berusaha menghadangnya.

Gagal memanjat gedung, ia mengambil sebuah kantong kresek. Sejenak kemudian, ia merogoh isi kresek dan melemparkannya ke dinding dan pintu masuk gedung. Tak ayal, kotoran dan jeroan binatang pun berhamburan mengotori dinding dan lantai bangunan. Bau amis langsung menyeruak. Beberapa pemburu berita langsung menghindar sambil menutup hidung, salah satu di antaranya bahkan langsung muntah-muntah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kotoran busuk sengaja kami lemparkan karena pengadilan dan putusannya busuk," ujar Sopandi, pemimpin aksi unjuk rasa dari Federasi Serikat Pekerja Mandiri Hotel Grand Aquila. Usai pelemparan kotoran, para aktivis perburuhan ini melanjutkan orasi mengutuk putusan hakim dan manajemen Aquila.

Eks Manajer Sumber Daya Manusia, Aquila Sherry, didakwa tak membayar upah 30-an karyawan Hotel Grand Aquila pada 2008 lalu. Ia dijerat Pasal 93 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. "Kami menuntut terdakwa 10 bulan penjara," ujar jaksa penuntut, Wahyu, dari Kejaksaan Negeri Bandung.

Namun, dalam sidang pembacaan putusan tadi, majelis hakim memvonis Sherry tidak terbukti bersalah dan bebas murni. Alasannya, Sherry tak terlibat langsung dalam pemberian upah kepada karyawan.

ERICK P. HARDI


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kekurangan Hakim, 86 Pengadilan Belum Bisa Beroperasi  

9 Juli 2017

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) menyapa Ketua Mahkamah Agung M Hatta Ali (kanan), Ketua MPR Zulkifli Hasan (kedua kanan) dan Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriciada Azhari (kiri) saat buka puasa bersama Presiden di Istana Negara, Jakarta, 30 Mei 2017. ANTARA/Puspa Perwitasari
Kekurangan Hakim, 86 Pengadilan Belum Bisa Beroperasi  

Tahun 2017, MA membuka lowongan 1.684 calon hakim.


Bersaksi di depan Kongres, Mantan Direktur FBI Mengaku Bingung

9 Juni 2017

Getty Images/Chip Somodevilla
Bersaksi di depan Kongres, Mantan Direktur FBI Mengaku Bingung

Mantan Direktur FBI mengaku bingung dengan penyebab pemecatan dirinya.


JK: Dikriminalisasi, PT Geo Dipa Energi Harus Beri Bukti Kuat

14 Maret 2017

Ekspresi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 25 April 2016. Dari lawatan ke empat negara Eropa, total investasi yang bisa diboyong ke Indonesia mencapai US$ 20,5 miliar atau setara Rp 266,5 triliun. TEMPO/Subekti.
JK: Dikriminalisasi, PT Geo Dipa Energi Harus Beri Bukti Kuat

Wapres JK tidak akan mengintervensi hukumnya, tetapi memberikan bukti-bukti yang kuat bahwa itu kriminalisasi kepada Geo Dipa.


Penyerangan Kantor Balai Kota Makassar Siap Disidangkan  

7 Januari 2017

Sejumlah kendaraan bermotor rusak akibat aksi penyerangan kantor Balai Kota Makassar, 7 Agustus 2016. Pengrusakan tersebut terjadi saat anggota polisi dan Satpol PP terlibat bentrokan pada Sabtu (06/08) malam hingga Minggu dini hari. TEMPO/Fahmi Ali
Penyerangan Kantor Balai Kota Makassar Siap Disidangkan  

Berkas perkara penyerangan kantor Balai Kota Makassar, Agustus 2016, sudah lengkap dan segera dilimpahkan ke pengadilan negeri.


Terkait Fitsa Hats, Ini Penjelasan Novel

4 Januari 2017

Anggota ACTA, Novel Chaidir Hasan, menjadi salah satu saksi memberatkan dalam sidang kasus penodaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, 3 Januari 2017. TEMPO/Friski Riana
Terkait Fitsa Hats, Ini Penjelasan Novel

Novel Chaidir Hasan, seorang saksi dalam sidang penodaan agama dengan tesangka Ahok, menjelaskan munculnya istilah "Fitsa Hats" di BAP.


Soeharto, Baasyir, dan Ahok Disidang di Auditorium ini  

3 Januari 2017

Halaman Auditorium Kementerian Pertanian di Jalan Harsono, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Gedung tersebut akan menjadi lokasi persidangan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama dalam perkara dugaan penistaan agama. Tempo/Danang F
Soeharto, Baasyir, dan Ahok Disidang di Auditorium ini  

Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, pernah menjadi tempat pengadilan kasus dengan tersangka Soeharto, Abu Bakar Baasyir, dan sekarang Ahok.


Tumpukan Perkara, MA: PN Jakarta Utara Berkinerja Rendah  

31 Desember 2016

Hakim ketua dan hakim anggota menyidangkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok  dalam kasus penistaan agama di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, 27 Desember 2016. TEMPO/Eko Siswono Toyudho/Pool
Tumpukan Perkara, MA: PN Jakarta Utara Berkinerja Rendah  

Kepala Bagian Hukum dan Humas Mahkamah Agung Ridwan Mansyur mengkritik pimpinan pengadilan negeri yang kurang kompeten menyelesaikan tumpukan perkara.


Persiapan Sidang Perdana, Ahok Batal Hadiri Maulid Nabi

12 Desember 2016

Cagub DKI Jakarta, Ahok, foto bersama pendukungnya di Rumah Lembang, Jakarta, 8 Desember 2016. Setidaknya Ahok melayani permintaan foto atau selfie bersama sebanyak 200 orang perhari. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Persiapan Sidang Perdana, Ahok Batal Hadiri Maulid Nabi

Yayong mengatakan Ahok meneleponnya dan memberitahu tidak bisa hadir dalam pengajian.


Sidang Ahok, PN Jakarta Utara Izinkan TV Siaran Langsung

12 Desember 2016

Juru Bicara Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Hasoloan Sianturi sedang menjelaskan kesiapan PN Jakarta Utara untuk menggelar kasus Ahok, 9 Desember 2016. Tempo/Dwi Herlambang.
Sidang Ahok, PN Jakarta Utara Izinkan TV Siaran Langsung

Hasoloan mengaku tak mempermasalahkan jika televisi menyiarkan tayangan sidang secara langsung.


Pengadilan Putuskan Sidang Ahok Digelar di Lokasi Ini  

9 Desember 2016

Cagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok foto bersama pendukungnya di Rumah Lembang, Jakarta, 8 Desember 2016. Posko kampanye Ahok-Djarot ini sering ramai dikunjungi pendukung dan masyarakat. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Pengadilan Putuskan Sidang Ahok Digelar di Lokasi Ini  

Persidangan Ahok sedianya berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.