TEMPO.CO, Denpasar - Virus flu burung merenggut nyawa seorang bocah di Bali. INP, 8 tahun, dari Desa Abang, Kintamani, Bangli, meninggal dunia karena positif terjangkit virus H5N1. “Hasil lab VCR (Visual Convention Reaction), korban positif terinfeksi virus H5N1," kata Sekretaris Tim Penanggulangan Penyakit Flu Burung RS Sanglah, Ken Wirasandi, hari ini, Rabu 25 April 2012.
Korban tiba di RS Sanglah setelah dirujuk dari RSUD Bangli dengan gejala klinis suspect flu burung, Selasa 24 April petang, dan langsung dirawat di ruang isolasi Nusa Indah. "Ketika tiba di sini korban sudah dalam kondisi shock," ujar Ken.
Sekitar empat jam setelah menjalani perawatan atau sekitar pukul 22.15, nyawa korban tidak tertolong. Soal kapan terkena virus, pihaknya masih mencari kepastian.
Berdasarkan keterangan keluarga, bocah itu memiliki riwayat kontak dengan unggas mati sudah sekitar 2 bulan lalu. Kalau berdasarkan teori, riwayat kontak korban dengan unggas mati harusnya terjadi satu seminggu terakhir. Pada anak, kasusnya memang bisa lebih lama sampai 12 hari. “Ini kami selidiki lebih jauh karena itu kami kirim sampel sweb tenggorokan dan darah yang kami kirim ke Balitbang Depkes," ujar Ken.
Sebelum kejadian itu, pada awal Februari lalu, bocah 12 tahun asal Kerobokan, Kuta Utara, Badung, juga meninggal dunia akibat positif terinfeksi flu burung. Sedangkan Oktober 2011 lalu dua bocah bersaudara dari Bangli juga meninggal dunia dengan konfirmasi positif terinfeksi virus H5N1. Dengan demikian, sudah tujuh warga Bali meninggal dunia sejak kasus flu burung menyerang pulau ini pada 2007 lalu.
Sepanjang tahun 2011 tercatat 46 pasien terduga flu burung di RSUP Sanglah. Atas kejadian itu, Dinas Kesehatan Bali telah menurunkan tim investigasi ke Kintamani Bangli bersama tim dari Dinas Peternakan Provinsi Bali.
Investigasi tersebut untuk mengetahui kapan terakhir kali pasien kontak dengan unggas, mengetahui radius unggas, serta kemungkinan masih ada warga lain yang terkena penyakit yang sama seperti flu dan sebagainya. "Kami juga melakukan sosialisasi terhadap perilaku hidup sehat dan pembagian tamiflu kepada warga di sekitar lokasi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Bali, Ketut Suarjaya.
ROFIQI HASAN