TEMPO.CO, Jakarta -M. Nazaruddin membongkar dugaan korupsi dalam proyek Hambalang senilai Rp 1,2 triliun sejak dalam pelarian di luar negeri. Setelah itu, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrat itu aktif mengungkap peran sejumlah rekannya di partai dan parlemen. Tapi ia paling getol menyoal keterlibatan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum. "Seharusnya dia sudah jadi tersangka," katanya Jumat 13 April 2012 kemarin di gedung KPK, Jakarta.
Inilah peran beberapa tokoh penting versi Nazaruddin.
Anas Urbaningrum
*Anas disebut sebagai otak di balik kasus Hambalang. "Mas Anas yang mengkoordinasi semuanya," katanya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, pada 9 Februari 2012.
*Anas menerima fee dari perusahaan pemenang tender proyek Hambalang sebesar Rp 100 miliar. Rp 50 miliar di antaranya digunakan untuk pemenangan Anas dalam kongres Demokrat di Bandung pada Mei 2010. "Dia (Anas) juga menerima fee (komisi) dari PT Adhi Karya, perusahaan pemenang tender proyek Hambalang," ujar Nazar di Komisi Pemberantasan Korupsi, 22 Desember 2011.
*Anas yang mempercepat pengurusan sertifikat lahan Hambalang melalui politikus Demokrat yang dikenal dekat dengan Kepala BPN Joyo Winoto (9 Februari 2012).
*Anas memerintahkan Nazaruddin mengenalkan Angelina Sondakh kepada Mindo Rosalina Manulang pada Januari 2010 untuk memperlancar pengerjaan proyek Hambalang. “Tugas Angie melobi Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng,” kata Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, 9 Februari 2012.
Angelina Patricia Pingkan Sondakh
*Melobi Menteri Olahraga Andi A. Mallarangeng dan membagikan duit fee ke anggota Badan Anggaran DPR melalui Wakil Ketua Badan Anggaran Mirwan Amir (9 Februari 2012).
Mindo Rosalina Manulang
*Mengurus pelaksanaan proyek Hambalang.
Kepala BPN Joyo Winoto
*Membantu mengurus sertifikat Hambalang sehingga beres hanya dalam 1,5 bulan. Padahal, sebelumnya, sertifikat yang telah diurus selama tiga tahun lebih belum beres, karena terjadi sengketa lahan.
Anggota DPR Ignatius Mulyono
*Mengurus sertifikat ke BPN atas perintah Anas. Mulyono dikenal dekat dengan Joyo. Beberapa kali Mulyono mengakuinya kepada Tempo.
Baik PT Adhi, Joyo, Anas, maupun Angelina membantah terlibat. "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Wisma Atlet dan Hambalang, gantung Anas di Monas!" kata Anas, 9 Maret lalu.
DIOLAH TEMPO | DANNY | JOBPIE S
Berita Terkait
Sejak Dicekal Gubernur Riau Sulit Dihubungi
MA Bebaskan Terdakwa Kasus Sisminbakum Zulkarnain
Jumat, KPK Akan Periksa Ketua DPRD Jawa Tengah
Eks Manajer Proyek Pasar Madiun Melarikan Diri
ICW Desak Kejaksaan Penjarakan Gubernur Bengkulu