TEMPO.CO, Makassar -- Gelombang demonstrasi menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak kembali mengguncang Kota Makassar, Kamis, 29 Maret 2012. Tak hanya mahasiswa Makassar, mahasiswa asal Kabupaten Gowa sengaja datang ke Makassar meneriakkan aspirasinya. Ratusan mahasiswa sudah berkumpul dan menutup total jalan tepat di bawah fly over Jalan Urip Sumoharjo, Makassar.
Mahasiswa juga menyandera mobil kontainer dengan nomor polisi DD 9631 AN. Mobil itu dijadikan mahasiswa sebagai mimbar aksi. Dalam orasinya, mahasiswa mengancam akan menghancurkan 37 stasiun pompa bensin umum di Makassar jika pemerintah nekat menaikkan harga BBM. "Kalau BBM naik, kami obrak-obrik SPBU," ujar Bakri, salah seorang demonstran.
Mahasiswa bahkan menyebutkan siap berhadapan dengan kepolisian tanpa rasa takut jika dihalangi berunjuk rasa. "Ini langkah suci untuk memperjuangkan hak rakyat. Kami tak takut berhadapan dengan penguasa dan polisi," katanya.
Polisi sudah menyiapkan beberapa mobil water canon. Selain itu, sekitar 100 polisi wanita juga dikerahkan menjadi garda terdepan menghadapi demonstran. Jumlah demonstran terus bertambah.
Jalan Alaudin, yang menghubungkan Gowa dan Makassar, kembali ditutup oleh mahasiswa Universitas Muhamadiyah. Mereka menggelar orasi di tengah jalan, sehingga hanya sepeda motor yang bisa lewat. Sudah tiga hari ini, jalan Trans Sulawesi ini dikuasai mahasiswa.
Juru bicara Polda Sulselbar, Komisaris Besar Chevy A. Sopari, berharap aksi mahasiswa tak berujung bentrok. Dia meminta mahasiswa santun menyampaikan aspirasi. "Jangan merugikan masyarakat dan pengguna jalan lain," ujar Chevy.
Dia mengatakan pihaknya terus menempuh jalur persuasif untuk mengawal aksi mahasiswa. "Kami terus upayakan komunikasi dulu. Jangan sampai ada korban. Kami melindungi masyarakat, termasuk mahasiswa," ujarnya.
TRI YARI KURNIAWAN