TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Plan Indonesia, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang anak, mencatat jumlah anak di Indonesia yang belum tercatat kelahirannya atau belum memiliki akte kelahiran hingga kini masih mencapai 45 juta anak. “Masih ada 45 juta anak di Indonesia yang tak diakui keberadaannya secara sah oleh negara,” kata Country Direktur Plan Indonesia John McDonough saat perayaan hari ulang tahun ke 75 tahun Plan Internasional yang digelar di Semarang, Sabtu 24 Maret 2012.
Menurut dia, saat ini di Indonesia hanya 32 juta anak yang tercatat kelahirannya. John menyatakan jika seorang anak tak memiliki akte kelahiran maka akan memunculkan berbagai persoalan. “Anak yang tak tercatat kelahirannya sangat rentan menjadi korban perdagangan anak, kekerasan dan berbagai jenis kejahatan terhadap anak lainnya,” ujarnya.
Dalam perayaan ulang tahun Plan, puluhan anak dari daerah dampingan Plan Indonesia mengeluarkan petisi anak Indonesia. Petisi itu berisi tiga persoalan mendasar yang dihadapi anak Indonesia saat ini, yakni persoalan pencatatan anak di akte kelahiran, persoalan kekerasan terhadap anak, serta persoalan pendidikan anak di Indonesia.
Petisi tiga persoalan mendasar tersebut dibacakan perwakilan anak dari Kebumen, Rembang dan Grobogan. Petisi masalah akte kelahiran anak dibacakan Pujianti dari Kebumen. Petisi tersebut berbunyi: “Kami anak Indonesia mendesak pemerintah Indonesia untuk mencatat dan mengakui keberadaan kami dengan membuatkan akta kelahiran. Kami anak Indonesia menuntut pemerintah Indonesia memudahkan dan membebaskan biaya pembuatan akte kelahiran tanpa memandang status sosial. Membuatkan akte kelahiran anak sama dengan melindungi dari berbagai kejahatan seperti pemalsuan identitas dan ekploitasi anak.”
Direktur Program Plan Indonesia, Nono Sumarsono menambahkan tiga petisi, yakni akte kelahiran, kekerasan anak serta pendidikan anak, merupakan persoalan mendasar yang dihadapi anak Indonesia saat ini. “Jika seorang anak drop out maka pilihannya adalah menikah dini atau migrasi, ataukah mencari pekerjaan,” kata Nono.
ROFIUDDIN