TEMPO.CO, Palangkaraya - Karena faktor pendidikan dan letak geografis, Kalimantan Tengah (Kalteng) memiliki jumlah penduduk miskin yang memprihatinkan. Dari total 2.202.599 jiwa penduduk Provinsi Kalteng, jumlah penduduk miskinnya mencapai 150.021 jiwa. Dari jumlah itu sebanyak 121.733 jiwa berada di pedesaan.
Kepala Dinas Sosial Kalteng Hardy Rampay di Palangkaraya, Kamis, 15 Maret 2012 mengatakan penyebab kemiskinan di wilayah tersebut disebabkan banyaknya faktor seperti kurangnya pendidikan, mental, serta emosional yang belum matang, juga kurangnya keterampilan.
“Selain itu, ada faktor lain yang juga menyebabkan angka kemiskinan masih tinggi, seperti terbatasnya pelayanan sosial dasar, terbatasnya lapangan pekerjaan, dan belum mantapnya ekonomi kerakyatan serta kondisi geografis yang sulit dijangkau,” katanya.
Beragam upaya yang dilakukan untuk mengatasi kemiskinan di Kalteng antara lain dilakukan progam Mamagun Tuntang Mahaga Lewu (PM2L) atau yang dikenal dengan progam membangun dan menjaga desa. Program PM2L yang dicanangkan Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang empat tahun lalu bisa berjalan dengan efektif saat diterapkan di sejumlah kabupaten. Program ini juga mengurangi angka kemiskinan di pedesaan.
“Di beberapa kabupaten, program ini ternyata bisa dikembangkan dengan baik. Contohnya di Kabupaten Katingan. Dari semula hanya tiga desa per tahun yang diusulkan untuk direhabilitasi, sekarang ini dikembangkan menjadi 15 desa per tahun. Ini artinya PM2L sangat bermanfaat, salah satunya untuk mengurangi angka kemiskinan di Kalteng,” ujarnya.
Dari data Dinas Sosial Kalteng untuk penyebaran dan sasaran penanggulangan kemiskinan pedesaan tahun 2012 melalui program PM2L, ditargetkan sebanyak 300 kepala keluarga (KK) menikmati program ini. Rinciannya, Kabupaten Pulang Pisau 550 KK, Katingan 450 KK, Barito Selatan 400 KK, Sukamara 400 KK, Lamandau 400 KK, Kota Palangkaraya 200 KK, Barito Utara 300 KK dan Kotawaringin Timur 300 KK
KARANA WW