TEMPO.CO, Jakarta-Kementerian Kesehatan terus berusaha meminimalisir korban flu burung di Bali dengan menjalin kerjasama dengan pihak terkait. "Kementerian Kesehatan bersama dengan Dinas Peternakan setempat sudah berkoordinasi,"ujar Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, di kantornya, Jakarta, Senin 27 Februari 2012.
Endang mengatakan, hingga hari ini belum ada lagi laporan mengenai pasien yang diperkirakan menderita flu burung baik di Bali maupun di daerah lainnya di Indonesia. Namun, yang paling penting adalah mengecek peternakan-peternakan unggas dan semacamnya.
"Karena flu burung ini jika tidak ada di ternak tidak akan ada di orang. Jadi upayanya harus dari hulu, mulai dari higienitas peternakan, kalau perlu ada pemusnahan dari sebagian unggas-unggas yang sakit,"ujarnya.
Sebelumnya, seorang bocah (12 tahun) di Bali yang demam dan sesak nafas sejak tanggal 11 Februari akhirnya meninggal dunia pada tanggal 21 Februari lalu. Bocah tersebut dinyatakan positif mengidap virus H5N1 atau flu burung sehari setelah meninggal dunia.
Belum jelas bagaimana virus H5N1 dapat menjangkiti bocah ini. Ternak unggas terutama ayam yang berada di desa tempat bocah itu tinggal dinyatakan sehat. Termasuk keempat ayam yang dimiliki ayahnya.
Bocah ini menjadi korban keempat yang terkena flu burung tahun ini. Pada Januari terdapat dua korban di Sunter. Sedangkan pada Februari sebelumnya di Serpong ada KH, pembantu rumah tangga asal Kebumen yang juga meninggal dunia akibat flu burung.
MUNAWWAROH