TEMPO.CO, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, menyatakan ruang kelas Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama negeri maupun swasta yang mengalami rusak berat pada tahun ini terjadi merata di wilayah Indonesia.
Menurut Nuh, hampir semua sekolah di seluruh wilayah Indonesia ditemukan ruang kelas yang rusak. Lebih lanjut Nuh menyebutkan provinssi Nusa Tenggara Timur merupakan yang paling banyak ditemukan dengan presentasi sebesar 23 persen.
"Tapi jumlah ruang kelas di sana hanya 5.000," katanya usai mengikuti Rapat Komite Pendidikan bersama Wakil Presiden Boediono, di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa, 14 Februari 2012.
Sedangkan di pulau Jawa, jumlah ruang kelas SD negeri maupun swasta yang rusak berat mencapai angka yang cukup memprihatinkan. Tercatat 21.000 ruang kelas SD rusak berat di Jawa Barat, 18.000 ruang kelas SD di Jawa Timur, dan 18.000 ruang kelas SD di Jawa Tengah. "SMP hampir sama juga jumlahnya," ujar Nuh.
Nuh menyatakan Kementeriannya tidak akan menyalahkan siapapun atas terjadinya kerusakan berat ruang kelas tersebut. Kementeriannya telah melakukan pengecekan terhadap sekolah-sekolah yang memiliki ruang kelas rusak berat. Hasilnya, rata-rata sekolah tersebut memang dibangun sejak tahun 1980-an dan dianggap wajar jika mengalami kerusakan.
"Dari pada mencari yang salah, biayanya lebih mahal, yang penting diselesaikan saja lah. Karena itu, sekarang kami bertekad untuk menyelesaikan ini. Mudah-mudahan tahun ini yang rusak berat sudah bisa selesai (direhabilitasi)," ucapnya.
Tahun ini, sebanyak 173.344 ruang kelas SD dan SMP negeri maupun swasta di Indonesia yang terdiri dari 132.317 ruang kelas Sekolah Dasar dan 41.027 ruang kelas Sekolah Menengah Pertama. Untuk total anggaran rehabilitasi tahun ini sebesar Rp 15,8 triliun, terdiri dari Rp 12,04 triliun untuk Sekolah Dasar dan Rp 3,78 triliun untuk Sekolah Menengah Pertama.
Dana berasal dari APBN 2012 sebesar Rp 7,8 triliun dan sisanya Rp 8 triliun berasal dari Dana Alokasi Khusus. Saat ini, persiapan untuk melaksanakan rehabilitasi sedang berjalan. Kegiatan fisiknya sendiri akan dimulai bulan Juli dan direncanakan akan tuntas pada Oktober 2012.
PRIHANDOKO