TEMPO.CO, Jakarta- Hadir dalam peringatan Maulid Nabi 1433 Hijriyah di Lapangan Monas, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta umat untuk meneladani sikap, tutur, dan perbuatan Nabi Muhammad. Selain meniru kepemimpinan beliau dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, Presiden meminta masyarakat menjaga kerukunan dalam masyarakat majemuk.
Termasuk di antaranya perbedaan agama. Hal tersebut masuk dalam poin kedua dari lima pesan SBY dalam zikir bersama Majelis Rasulullah ini. "Mari contoh cara Rasul mengelola kemajemukan, dalam mengelola perbedaan. Contoh sangat banyak ketika Rasulullah menyemai persaudaraan, hidup jauh dari kekerasan," ujar SBY, Ahad 5 Februari 2012.
SBY mengulang pernyataannya agar menghormati perbedaan ini. Ia mengajak agar meniru makna hijrah dan perubahan dengan tetap menjaga keseimbangan atas bangsa yang majemuk. "Satu hal yang patut kita pelajari dan contoh dari Rasulullah ketika melaksanakan perubahan, semua diajak dan tidak ada yang ditinggalkan," kata dia.
Presiden Yudhoyono juga berpesan untuk tetap semangat menuntut ilmu dan bekerja keras membangun masa depan yang lebih sejahtera. "Betapa Rasulullah tidak berhenti bersabda, hidup harus disertai dengan perjuangan gigih, bekerja keras, tapi tetap tawakal terhadap Allah SWT," kata Yudhoyono menutup sambutan.
Dalam acara yang dipimpin Habib Munzir bin Fuad al Musawa, ribuan jemaah Majelis Rasulullah tampak khusyuk berdoa. Dalam terik matahari, pria, wanita, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia tampak turut mendoakan bangsa dan negara. "Mari turut mendoakan agar rukun antarumat beragama, rukun antarumat muslim, rukun antara pemerintah dan rakyat," ujar Habib dalam doanya.
ARYANI KRISTANTI