TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Didik Supriyanto menilai kinerja pemerintah buruk karena sistem pemerintah yang lemah. "Kinerja pemerintahan buruk bukan karena orangnya, tapi sistemnya yang lemah," kata Didik di gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Jakarta, Rabu, 11 Januari 2012.
Menurutnya, saat ini Indonesia mencampuradukkan sistem pemerintahannya. "Kita menganut sistem presidensial yang terparlemenisasi," kata Didik.
Didik berpendapat, dalam sistem presidensial, presiden belum tentu didukung oleh parlemen. Hal ini karena terdapat dua pemilihan umum (pemilu), yaitu pemilu eksekutif dan legislatif. "Pada kedua pemilu tersebut belum tentu pemenang pihak legislatif dan eksekutif saling mendukung," ujarnya.
Sedangkan pada sistem parlementer hanya terdapat satu kali pemilu. "Pemilu tersebut untuk membentuk parlemen yang akan memilih presiden," ucap Didik. Jadi, parlemen mendukung pihak pemerintah.
Didik mengatakan apabila tidak konsisten dengan sistem pemerintahan yang dianut, kemungkinan pemilu ini tidak akan efektif. Menurut Didik terdapat hubungan antara sistem pemerintahan dan hasil kerja pemerintahnya.
Didik mencontohkan bagaimana Wali Kota Solo, Joko Widodo, berhasil membangun Kota Solo atas dukungan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Solo. "Jokowi didukung oleh mayoritas DPRD yang dikuasai PDIP," katanya.
"Selama pemilu kita tidak membuat para eksekutif dan legislatifnya menyatu, jangan harap kinerja pemerintah kita akan baik," simpulnya.
MITRA TARIGAN