TEMPO.CO, Surabaya - Sebanyak 85 jenazah imigran gelap korban tenggelamnya kapal di perairan Prigi, Trenggalek, yang saat ini berada di Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Jawa Timur akan segera disuntik formalin. Ini dilakukan untuk menghambat proses pembusukan mayat yang hingga saat ini masih dalam proses identifikasi.
"Rencananya kami akan merampungkan seluruh pemeriksaan post mortem untuk mengetahui susunan gigi, serta ciri fisik lain serta pemeriksaan DNA. Setelah itu seluruh mayat akan kami berikan formalin," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Didi Agus Mintardi di Surabaya, Minggu 25 Desember 2011.
Jenazah yang disuntik formalin ini setidaknya akan bertahan selama sebulan dengan bantuan pendingin. Karena itu, setelah disuntik formalin, jenazah tetap akan dimasukkan ke dalam kontainer pendingin yang telah dipinjam dari Markas Besar Polri yang saat ini berada di belakang RS Bhayangkara Polda Jawa Timur.
Catatan RS Bhayangkara Polda Jawa Timur, hingga saat ini telah terdapat 72 warga negara asing yang mendatangi RS yang terletak di Jalan Ahmad Yani Surabaya itu guna menanyakan anggota keluarga mereka yang kemungkinan menjadi salah satu korban. Meski demikian, dari data yang diberikan oleh 72 warga tersebut belum ada satu pun yang cocok dengan data yang ada dalam diri seluruh jenazah.
Didi yang juga Kepala Tim Disaster Victim Identification (DVI) Regional Tengah ini mengatakan tim gabungan dari RS Bhayangkara, DVI, serta dari Universitas Airlangga dan Universitas Indonesia hingga kini masih kesulitan mengidentifikasi seluruh korban. "Kondisi jenazah sangat buruk, sangat sulit, bahkan target 25 identifikasi hari ini sulit kami capai," kata Didi.
Dari tragedi tenggelamnya kapal di perairan Prigi Trenggalek ini, gabungan tim SAR, Polri, dan TNI Angkatan Laut setidaknya telah menemukan 103 jenazah. Dari jumlah itu, 85 jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur, sedangkan sisanya 18 jenazah dibawa ke RS Sanglah Denpasar karena penemuanya di sekitar perairan Bali.
FATKURROHMAN TAUFIQ