TEMPO.CO, Madiun - Tiga anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) diduga terlibat dalam penyelundupan ratusan imigran yang tenggelam di perairan Prigi, Trenggalek, Jawa Timur. Ketiga oknum TNI AD itu hingga kini masih diamankan di Markas Detasemen Polisi Militer (Denpom) V/1 Madiun. “Ketiganya sudah tiba kemarin dan belum diperiksa resmi,” kata Komandan Denpom V/1 Madiun, Mayor (CPM) Sarwo Edi Purnomo, Kamis, 22 Desember 2011.
Saat ini, Denpom masih harus memeriksa para saksi dari unsur sipil yang masih diperiksa kepolisian. “Kami harus memeriksa saksi dulu, saksi-saksinya masih di Polres Tulungagung,” ujar Sarwo.
Para saksi warga sipil itu adalah nelayan dan pemilik perahu di Pantai Popoh, Tulungagung. Kepada polisi, dua saksi pemilik perahu mengaku mereka mendapat pesanan dari oknum tentara yang memesan perahu untuk membawa para imigran dari Pantai Popoh ke tengah laut dan dipindahkan ke kapal feri.
Sarwo masih enggan menjelaskan peran ketiga oknum tersebut karena belum menjalani pemeriksaan resmi. “Nanti kalau sudah selesai pemeriksaan akan kami jelaskan,” ujarnya.
Sementara itu, Komandan Resor Militer (Danrem) 081/Dirotsaha Jaya (DSJ) Madiun, Kolonel (Arm) Benny Indra Pujihastono, membenarkan keterlibatan tiga oknum tentara di bawah wilayah (resor) yang dipimpinnya tersebut. “Ada indikasi ketiga oknum ini ikut menyiapkan perahu-perahu guna mengangkut (para imigran) dari daratan ke tengah laut,” katanya saat dikonfirmasi terpisah.
Menurutnya, tiga oknum itu diminta seseorang bernama Marco yang mengaku sebagai pengelola Pantai Popoh untuk menyiapkan perahu. “Katanya untuk mengangkut turis. Lalu, ketiganya menghubungi seseorang bernama Bambang sebagai pemilik perahu,” ujarnya
Hingga kini, petugas masih mendalami sejauh mana keterlibatan ketiga oknum tersebut. Ketiganya diketahui bertugas di Komando Rayon Militer (Koramil) Besuki di bawah Komando Distrik Militer (Kodim) 0807 Tulungagung. Mereka antara lain Pembantu Letnan Satu (Peltu) S, Prajurit Kepala (Praka) K, dan Praka KA.
ISHOMUDDIN