TEMPO.CO, Banjarnegara - Dua mayat dan potongan kaki korban longsor di Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, ditemukan di PLTA Panglima Besar Soedirman atau yang dikenal dengan Waduk Mrica. Mayat tersebut terseret arus Sungai Serayu sejauh 60 kilometer.
“Masih diidentifikasi, kemungkinan besar korban longsor Wonosobo karena penemuan mayat kemarin juga tak jauh dari Waduk Mrica,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara, Aris Sudaryanto, Selasa, 20 Desember 2011.
Menurut Aris, dua mayat dan potongan kaki tersebut ditemukan pada Selasa pagi sekitar pukul 06.30. Mayat tersebut ditemukan petugas PT Indonesia Power saat sedang membersihkan waduk.
Dia menyebutkan dua mayat ditemukan dalam kondisi utuh. Sementara potongan kaki yang ditemukan berupa dua potongan paha. “Dua mayat berjenis kelamin perempuan dan potongan paha diduga milik paha laki-laki,” katanya.
Aris menuturkan pihaknya akan terus menyisir Waduk Mrica dan Sungai Serayu. Pasalnya masih ada beberapa korban longsor yang belum ditemukan. Sungai Serayu sendiri merupakan muara Sungai Putih dan Sungai Ngesong yang pada Minggu lalu dihantam banjir lumpur akibat longsornya Gunung Pakuwojo di Wonosobo.
Baca Juga:
Total ada 11 korban dengan tujuh korban ditemukan dalam kondisi utuh dan beberapa di antaranya berupa potongan tubuh dan kepala. Senin petang TIM SAR gabungan juga menemukan dua mayat korban banjir lumpur di Desa Tieng. Dengan demikian kini tinggal empat korban lagi yang belum ditemukan.
"Penemuan dua mayat pada Senin sore jaraknya sekitar 20 kilometer dari Tieng,” ucap Koordinator Tim SAR Lembaga Penanganan Bencana Muhammadiyah, Yudo Hadianto.
Yudo mengatakan kedua korban diketahui bernama Ikhwadi dan Beni Iskhaq. Keduanya ditemukan dalam tumpukan lumpur di Sungai Ngesong.
ARIS ANDRIANTO