TEMPO Interaktif, Tenggarong - Tim SAR kembali mengevakuasi sesosok mayat korban Jembatan Kartanegara yang ambruk, Senin, 19 Desember 2011 sekitar pukul 10.50 WITA. Jenazah ditemukan sekitar 50 meter di sisi hilir ambruknya jembatan dengan kondisi buruk sehingga sulit dikenali.
"Jadi, jumlah korban yang ditemukan meninggal sebanyak 23 orang," kata Ajun Komisaris Suraji, Kepala Posko Pelaporan dan Pencatatan Korban Ambruknya Jembatan, Senin, 19 Desember 2011.
Menurutnya, sosok mayat itu belum dikenali identitasnya. Ia menjelaskan bisa saja jenazah tidak tercatat sebagai 13 korban yang masih dinyatakan hilang. Namun, jika memang hasil identifikasi tercantum, tentunya jumlah orang hilang berkurang.
Ia menuturkan jenazah yang ditemukan hingga kini masih belum teridentifikasi. Kondisinya yang buruk membuat sulit dikenali. Yang memungkinkan bisa dikenali adalah dari pakaian yang dikenakan saat jenazah ditemukan. Meski demikian, menurutnya, perlu ahli forensik untuk mengidentifikasi mayat tersebut.
Kondisi jenazah saat dievakuasi ke posko PMI Kalimantan Timur, kedua jari sudah tidak ada. Kedua lengannya, berupa tulang. Wajahnya, sudah tidak bisa dikenali karena sudah tidak utuh. "Laki-laki atau perempuan saja masih belum diketahui," katanya. Usai diperiksa, jenazah dievakuasi ke RSUD AM Parikesit untuk identifikasi. Hingga kini, proses identifikasi masih dilakukan.
Jembatan Kartanegara di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, ambruk padda Sabtu, 26 November 2011. Korban selamat sebanyak 39 orang, korban ditemukan tewas 23 orang, dan sisa korban masih hilang 13 orang. Hingga kini, evakuasi masih terus dilakukan. Diperkirakan masih terdapat 13 kendaraan roda empat di dasar sungai bersama bangkai jembatan.
FIRMAN HIDAYAT