TEMPO.CO, Wonosobo - Kepolisian Daerah Jawa Tengah mengerahkan dua anjing pelacak untuk mencari korban hilang akibat longsor Gunung Pakuwojo di Desa Tieng Kejajar, Wonosobo. Delapan korban banjir lumpur belum berhasil ditemukan.
"Anjing pelacak diperlukan untuk mengendus keberadaan korban," ujar Kepala Biro Operasi Polda Jawa Tengah, Kombes Polisi Muhammad Ghufron, saat meninjau lokasi longsor, Senin, 19 Desember 2011.
Ia mengatakan penerjunan anjing pelacak ini guna membantu proses pencarian korban longsor yang saat ini masih ada delapan orang yang hanyut terbawa air dan tertimbun tanah. Gufron menambahkan, pihak kepolisian selain fokus melakukan evakuasi korban, juga melakukan pembukaan jalur Wonosobo-Dieng yang dari kemarin tertimbun longsor.
Tertutupnya jalan ini menyebabkan jalan utama Dieng-Wonosobo tertutup total. Wisatawan yang hendak liburan ke Dieng terpaksa memutar melalui Banjarnegara dengan jarak tempuh sekitar dua jam.
Proses pembukaan jalan ini selain melibatkan ratusan orang dari berbagai elemen, seperti TNI, Polisi, dan SAR, juga melibatkan masyarakat setempat.
Selain itu, tim gabungan juga menggunakan alat berat berupa 2 buldoser, 4 dump truck, dan satu unit mobil pemadam kebakaran. Mobil pemadam kebakaran ini berfungsi menyemprot lumpur yang ada di jalan sehingga jalan utama masyarakat Dieng ini bisa digunakan.
Bencana longsor ini diawali hujan deras selama kurang lebih 3 jam. Hujan deras ini mengakibatkan air yang berada di Gunung Pakuwojo menggerus pinggiran bukit sehingga minimbun 24 rumah yang berada di Dusun Sidorejo, RT 01 dan RT 02 RW 8, Desa Tieng.
Ribuan masyarakat juga terlihat memadati lokasi bencana tanah longsor. Mereka datang untuk melihat lokasi longsor sehingga cukup membuat penanganan longsor menjadi terhambat.
Dari pantauan Tempo, kawasan Dieng mulai berawan dan kemungkinan akan turun hujan di sore hari. Kabut juga terlihat mulai turun.
Camat Kejajar, Faisal, mengaku sudah memerintahkan warganya dengan radius 300 meter dari Sungai Ngesong dan Putih untuk mengungsi. "Takutnya terjadi longsor susulan," katanya.
Ia memperbolehkan warganya untuk mengambil barang berharga dan pakaian untuk bekal di tiga titik pengungsian. "Tapi sore hari kami minta mereka kembali ke pengungsian," ujarnya.
ARIS ANDRIANTO