TEMPO Interaktif, Tenggarong - Kepolisian Resor Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur memeriksa seorang ahli konstruksi jembatan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Kamis, 15 Desember 2011. "Dia (ahli kontruksi) juga pernah melakukan investigasi terkait ambruknya jembatan," kata Kepala Polres Kutai Kartanegara, Ajun Komisaris Besar I Gusti KB Harryarsana melalui Kepala Humas Polres, Ajun Komisaris I Nyoman Subrata.
Hingga saat ini, polisi telah memeriksa 51 orang saksi. Mereka adalah korban yang selamat, warga, pekerja perbaikan jembatan, Direktur PT Bukaka Teknik Utama dan karyawannya serta ahli konstruksi. Tapi hingga kini belum menetapkan tersangka ambruknya jembatan Kartanegara di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, 26 November 2011. .
Menurut Gusti, polisi masih belum bisa menyimpulkan penyebab ambruknya jembatan.
"Ini baru pertama ahli konstruksi yang kami periksa," ujarnya. Hari ini, rencananya, pengusutan untuk mencari penanggung jawab kecelakaan itu mulai dilakukan. Fokus pengusutan dimulai dari pengait yang menjadi sumber bencana tadi. “Yang jelas, ada kesalahan teknis,” katanya.
Menurut dia, ambruknya jembatan masih diinvestigasi oleh beberapa ahli konstruksi jembatan dari ITS Surabaya, Institut Teknologi Bandung, dan Universits Gajah Mada Yogyakarta serta dari Kementrian Pekerjaan Umum.
Sebelumnya, anggota Tim Investigasi dari ITB, Bambang Boediono, mengatakan penyebab utamanya adalah masalah pada clamp (klem) atau pengait kabel gantung dengan kabel utama jembatan. “Masalah klem itu ternyata bom waktu. Kami akan cari tahu di mana awal masalahnya,” katanya.
Petaka dipicu oleh klem nomor dua atau tiga dari menara (pylon). “Setelah clamp putus, jembatan langsung ambruk dalam waktu 20 detik,” ujar Bambang.
FIRMAN HIDAYAT