TEMPO Interaktif, Medan - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sedang mengkampanyekan gerakan makan singkong atau dalam bahasa Batak disebut manggadong ke seluruh dinas dan satuan kerja perangkat daerah di Sumatera Utara. Semua Dinas diwajibkan menyajikan singkong kepada para tamunya.
“Pemerintah harus memberi contoh makan singkong di kantor-kantor. Itu akan kami lakukan mulai hari ini. Selain kantor pemerintah, hotel berbintang juga diwajibkan menyajikan singkong sebagai menu utama, “ kata Sekretaris Daerah Sumut Nurdin Lubis kepada Tempo di sela kampanye manggadong di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Selasa 13 Desember 2011.
Menurut dia kampanye makan singkong juga untuk mengurangi ketergantungan mengkonsumsi beras dan juga menjaga stabilitas harga beras serta ketersediaan pangan. "Mengkonsumsi beras yang tiap tahun bertambah akan memunculkan masalah pangan jika pemerintah tidak mencari alternatif nasi," kata Nurdin.
Gerakan makan singkong, ujar Lubis, juga akan diperluas tidak hanya di kantor pemerintah dan hotel, tapi juga di pusat perbelanjaan modern. Singkong yang disajikan dalam bentuk kudapan di pusat perbelanjaan nantinya disajikan toko-toko modern. “Pemerintah mendapat dukungan dari pengelola pusat perbelanjaan,“ ujar Lubis.
Pengurus Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Sumatera Utara Djanel Hamjas mengatakan mal dan plaza di Medan akan diminta melakukan kampanye gerakan makan singkong atau manggadong. Tujuannya agar warga berpenghasilan menengah ke atas tidak ragu memilih makanan berbahan singkong.
Jika selama ini di pusat belanja modern kebanyakan menyajikan makanan luar negeri dengan program manggadong, kata Hamjas, plaza dan mal lama dan plaza baru yang akan didirikan di Medan diwajibkan menyediakan pusat jajanan berbahan dasar singkong. “Ada empat belas anggota asosiasi pengelola pusat perbelanjaan terdiri dari mal dan plaza serta supermal akan ikut mengkampenyekan gerakan makan singkong,“ kata Hamjas.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara Setyo Purwadi yakin program manggadong akan berhasil menekan konsumsi beras asalkan dikemas dengan bentuk kampanye kreatif. Dia yakin program Badan Ketahanan Pangan mengajak warga manggadong bisa diterima masyarakat Sumatera Utara karena singkong sudah biasa dikonsumsi suku-suku di Sumatera Utara. “Orang Batak suka singkong. Orang Melayu dan Jawa apalagi. Jadi kami percaya program makan ubi akan sukses,“ kata Purwadi.
SAHAT SIMATUPANG