TEMPO Interaktif, Tenggarong - Pasokan bahan baku pembangkit listrik di PLTU Cahaya Fajar Kaltim (CFK) dan PLTGU Tanjung Batu terkendala akibat ambruknya jembatan Kartanegara di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Angkutan batu bara dan solar dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sektor Mahakam tak bisa melintasi lokasi ambruknya jembatan.
Syaiful Rahman, Asisten Manajer Operasi PLN Sektor Mahakam, mengatakan hingga kini stok bahan baku untuk batu bara cukup untuk enam hari ke depan. Sementara untuk solar jenis High Speed Diesel (HSD) cukup untuk 10 hari ke depan.
"Sekarang 8.000 metrik ton batu bara masih di perairan Sangasanga dan 2.000 ton solar HSD berhenti di perairan Loa Duri," kata Syaiful Rachman, Rabu 7 Desember 2011.
PLN Sektor Mahakam membawahkan tiga daerah: Tenggarong, Samarinda, dan Balikpapan. Dua pembangkit listrik ini mampu menyuplai daya masing-masing 25x2 megawatt untuk PLTU CFK dan 20x3 megawatt untuk PTGU Tanjung Batu.
Ia mengungkapkan jika pasokan terhambat dua pembangkit ini tentunya tidak bisa beroperasi. Akibatnya akan ada pemadaman di sejumlah wilayah di tiga daerah tersebut.
Dua pembangkit listrik ini berada di sebelah hulu jembatan. Sementara batu bara dan solar HSD kini berada di sisi hilir jembatan. Tim SAR hingga kini masih melarang kapal dengan angkutan besar melintas. Alasannya, selain mengganggu proses pencarian juga berbahaya untuk keselamatan. Kapal dengan kapasitas besar dikhawatirkan akan menimbulkan gelombang yang berdampak pada robohnya phylon atau penyangga utama jembatan.
Hasil koordinasi dengan Tim SAR, disarankan agar angkutan solar ataupun batu bara diganti dengan kapasitas yang lebih kecil. Jadi tidak terlalu berdampak pada gelombang permukaan Sungai Mahakam.
FIRMAN HIDAYAT