TEMPO Interaktif, Bandung:Ratusan ibu rumah tangga di Jawa Barat tercatat mengidap HIV/AIDS dari total jumlah pengidap 6.279 orang. Kasus ini tercatat sejak 1989 hingga September 2011. Berdasarkan data Dinas Kesehatan dan Komisi Penanggulangan AIDS Jawa Barat, tercatat 541 orang ibu rumah tangga mengidap penyakit yang hingga kini belum ditemukan obatnya tersebut.
Data itu juga mencatat 145 anak di bawah lima tahun, dan 55 anak berusia 5-14 tahun, terinfeksi virus yang merongrong kekebalan tubuh tersebut. "Sebanyak 193 kasus pada anak tersebut terinfeksi saat persalinan," kata anggota staf Komisi, Tri Irwanda, Kamis 1 Desember 2011.
Angka kasus HIV pada ibu rumah tangga tersebut lebih tinggi daripada wanita pekerja seks yang tercatat 286 orang. "Sangat mungkin ibu rumah tangga ini kebanyakan tertular dari suaminya," ujarnya. Pria yang telah terinfeksi HIV dan menjalani pengobatan agar daya tahan tubuhnya kuat, misalnya, sebagian besar tidak berterus terang kepada istrinya.
Masalah penularan HIV di dalam keluarga itu sudah dicoba diatasi dengan program Prevention Mother-to-Child Transmission. Untuk wilayah Jawa Barat, layanan tersebut hanya dibuka di Klinik Teratai Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, sejak 2004. Program itu kini mencakup layanan konseling dan tes HIV sukarela, pemberian obat antiretroviral (ARV) selama ibu hamil dan menyusui, persalinan caesar, serta pemantauan kesehatan dan tumbuh anak. "Semuanya gratis, dan persalinan caesar bisa ditanggung Jaminan Persalinan," kata manajer dan konselor klinik tersebut, Nirmala Kesumah.
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke janin, kata dia, diatasi dengan pemberian obat ARV selama ibu hamil hingga akhir hayat. Tujuannya agar daya tahan janin yang dikandungnya kuat melawan virus. Setelah lahir, bayinya langsung diobati dengan ARV.
Tanpa upaya pencegahan seperti itu, kata Nirmala, 15-30 persen ibu yang terjangkit HIV menularkan virus ke janin selama kehamilan hingga persalinan. Adapun risiko penularan dari pemberian air susu ibu sebesar 10-15 persen. "Dengan program pencegahan, risiko penularan turun menjadi 2 persen," ujarnya. Sejak 2006, Klinik Teratai telah menangani 142 pasien ibu hamil dan melahirkan yang tertular HIV.
Sementara itu, dari Banten dilaporkan penularan HIV/AIDS kini lebih besar akibat hubungan seks bebas ketimbang karena jarum suntik narkoba. Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Banten Didin Aliyudin mengatakan, berdasarkan data di rumah sakit dan puskesmas se-Provinsi Banten, kasus penularan HIV/AIDS pada 2011 sebanyak 60 persen diakibatkan oleh faktor seks bebas. Adapun 35 persen karena jarum suntik narkoba, dan 5 persen karena faktor penularan ibu kepada anak.
Menurut Didin, adanya perubahan tren ini juga terjadi karena ruang gerak peredaran narkoba yang ada semakin sempit. "Bahkan saat ini juga ada layanan harm reduction untuk mengurangi ketergantungan para pecandu narkoba jarum suntik," ujarnya di Serang kemarin.
ANWAR SISWADI | WASI'UL ULUM