TEMPO Interaktif, Jakarta - Ahli struktur jembatan dari Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, Bambang Boediono, meminta jembatan gantung di Papua dan Kalimantan Tengah segera diperiksa setelah peristiwa di Kutai Kartanegara. Jembatan gantung tersebut adalah Mamberamo dan Barito. Pemeriksaan kedua jembatan itu bertujuan mengantisipas agar peristiwa Jembatan Ampera II tidak terulang.
Rancangan jembatan gantung sama kompleksnya dengan perawatan oleh pengelola jembatan. Namun, pemeriksaan jembatan gantung harus dilakukan sebulan sekali, mulai dari hasil penglihatan hingga pengukuran dengan alat menjangkau bagian-bagian vital, seperti pondasi, dek, kabel gantung, kabel utama, dan sambungannya. "Kami terbiasa dengan jembatan beton yang praktis tanpa perawatan, untuk jembatan gantung sangat berbeda," kata Bambang di gedung Rektorat Institut Teknologi Bandung, Selasa, 29 November 2011.
Jembatan Kutai Kartanegara runtuh pada Sabtu pekan lalu. Jembatan ini merupakan jembatan gantung dengan bentang terpanjang di Indonesia, yaitu 270 meter. Namun, usianya pendek, hanya 10 tahun. Menurut Bambang, normalnya jembatan gantung dirancang sampai usia 100 tahun.
Kabel utama, misalnya, harus dalam posisi tertarik kuat untuk menyalurkan beban ke menara (pylon) jembatan. Walau jembatan gantung dinilainya baik, tapi jenis itu sangat sensitif terhadap gerakan vertikal dan torsional. Jika jembatan tertarik atau tertekan oleh beban seperti kendaraan dan angin, keadaan fatal bisa terjadi. "Jembatan itu seperti ayunan, kalau terpelintir bisa roboh," ujarnya.
Menurut salah satu perancang Jembatan Cisomang di tol Cipularang itu, penggerusan di bawah pondasi jembatan oleh air sungai juga dampak beban berulang kabel vertikal (hanger), perlu diperiksa rutin. Kualitas bahan pengganti komponen yang telah rusak pun harus menjadi perhatian khusus. "Apakah klem, misalnya, sudah teruji kekuatannya di laboratorium Pekerjaan Umum di Cileunyi (Bandung) atau belum," katanya. Tiga faktor perawatan yang harus diperhatikan meliputi geometri atau bentuk jembatan, beban yang bekerja, dan keseimbangan serta kestabilan jembatan.
Berikut dua bangunan jembatan gantung yang setara dengan Ampera II.
1. Jembatan Barito
Propinsi: Kalimantan Tengah
Tahun Selesai : 1997
Bentang Tengah 230 meter
Lebar : 8 Meter dan 2 meter
Panjang jembatan utama: 902 meter jembatan pendekat 180 meter
Ketinggian: 15-18 meter
2. Jembatan Membramo
Propinsi: Papua
Sektor: Direktorat Jenderal Bina Marga
Tahun Mulai: 1993
Tahun Selesai: 1996
Panjang Total: 235 m
Bentang Terpanjang: 235 m
Lebar: 7 m
Tipe Bangunan Atas: Jembatan Gantung Rangka Sistem Kabel Ganda
Tipe Bangunan Bawah: Rock Anchorage
Metode Pelaksanaan: Lifting by Component
Biaya: Rp. 16 Miliar
Konsultan: Direktorat Jenderal Bina Marga
Kontraktor: PT. Nindya Karya (Persero)
Lokasi: Km 254.50 dari Jaya Pura ke arah Wamena
ANWAR SISWADI