TEMPO Interaktif, Jakarta - Tiga titik pendakian Gunung Semeru mengalami longsor di antara Pos Ranupane hingga Ranu Kumbolo. Meski begitu wilayah Gunung Semeru yang menjadi bagian Taman Nasional Bromo Tengger Semeru masih bisa dilewati. "Longsor tidak mengakibatkan jalur pendakian putus," kata Anggoro, Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Anggoro Dwi Sujiarto, kepada Tempo, Rabu, 23 November 2011.
Longsor disebabkan oleh hujan deras yang menggerus tanah di lereng-lereng jalur pendakian. Kerusakan jalur pendakian ini juga terjadi di jalur pendakian menuju Gunung Kepolo yang berada di atas Pos Kalimati. Gunung Kepolo berada di sebelah Utara kawasan Gunung Semeru. "Jalurnya rusak dan hilang setelah kebakaran hutan beberapa waktu lalu," kata dia.
Anggoro mengatakan pihaknya akan segera membersihkan jalur pendakian Gunung Semeru yang terkena longsor itu. "Kami masih berkoordinasi dulu dengan pihak Balai Besar Taman Nasional," kata dia. Meski longsor, kata Anggoro, jumlah pendaki Gunung Semeru tak berkurang. "Rata-rata setiap harinya datang sepuluh orang," kata Anggoro.
Berdasarkan pengamatan petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru di Gunung Sawur Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, pada saat letusan atau embusan dari kawah Jonggring Saloka sering disertai lontaran material batu vulkanik. Para pendaki dilarang mendekati kawah dalam radius satu kilometer termasuk mendaki Puncak Mahameru. "Status aktivitas Gunung Semeru masih tetap di level waspada," kata Sofyan, petugas Pos PGA.
DAVID PRIYASIDHARTA
Baca Juga: