TEMPO Interaktif, Sidoarjo - Sidoarjo ditetapkan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri. Dinas Kesehatan Sidoarjo mencatat, selama 10 bulan terakhir, jumlah penderita difteri mencapai 18 orang. Para pasien menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Sidoarjo. "Penyakit ini menular dan mematikan jika tak segera ditangani," kata Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, Ika Harnasti, usai sosialisasi imunisasi difteri.
Penyakit difteri, kata Ika, bisa dicegah dengan imunisasi. Sedangkan sejumlah pasien yang terlambat ditangani, harus berobat ke rumah sakit. Namun hingga kini tak ditemukan pasien meninggal akibat serangan penyakit yang diawali dengan demam, sakit tenggorokan dan kesulitan pernafasan dan menelan ini. Penyakit difteri tersebar di Kecamatan Candi, Sidoarjo, Waru, Gedangan, Krembung, Sukodono, Buduran, Taman, Krian, Tulangan dan Tarik.
Ika mengingatkan bahwa difteri tak hanya menyerang anak-anak, tapi juga orang dewasa. Jumlah penderitanya juga terus meningkat. Pada 2006, sebanyak 4 kasus, 2007 ditemukan 6 kasus, 2008 meningkat 7 kasus, 2009 menjangkiti 12 orang dan 2010 melonjak 14 orang. Penyakit yang ditularkan melalui bakteri Corynebacterium diphtheriae ini mengakibatkan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal.
Imunisasi rencananya akan dilakukan 19 November mendatang di sejumlah sekolah, rumah tinggal, tempat mengaji dan tempat les. Sasaran utamanya, kata Ika, adalah anak-anak dan remaja. Karena saat masa pertumbuhan, mereka sangat rentan tertular penyakit mematikan ini.
Asisten Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bidang Kesejahteraan Rakyat Kamdani menginstruksikan seluruh camat agar mendukung imunisasi difteri. Sebab, ada arga di sejumlah daerah yang menolak imunisasi difteri. "Agar imunisasi berjalan lancar dan sukses," katanya.
EKO WIDIANTO