TEMPO Interaktif, Jakarta - Lembaga konservasi internasional, World Wide Fund for Nature (WWF), meluncurkan kampanye penggalangan dana untuk segitiga terumbu karang dunia atau coral triangle.
Segitiga koral merupakan jantung kehidupan laut dunia. Di sana, sebagian besar spesiel koral dan ikan, termasuk komoditas utama pangan seperti tuna, menjadi sumber pendapatan bagi 120 juta orang.
Donatur cukup masuk ke situs www.panda.org/mycoraltriangle lalu memilih "lapak". Peta Asia Tenggara itu menampilkan area segitiga koral yang terbentang antara Filipina, Indonesia bagian timur, Malaysia bagian timur, Timor Leste, Papua Nugini, dan Kepulauan Salomon. Terdapat enam juta lapak yang bisa dipilih.
Satu spot harganya US$ 5 atau sekitar Rp 45 ribu. "Seharga satu cangkir kopi di mal," kata Direktur Pemasaran WWF Indonesia, Devy Suradji, Kamis, 3 November 2011.
Kampanye ini digulirkan serentak di Malaysia, Filipina, dan Indonesia mulai hari ini. Donatur terbuka dari negara mana pun. Dananya, dia melanjutkan, dikumpulkan untuk pelestarian terumbu karang di Filipina, Malaysia, Timor Lesta, Papua Nugini, Kepulauan Salomon, dan Indonesia.
Saat ini, WWF memiliki enam juta donatur yang kebanyakan berdomisili di Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda. Devy tidak menetapkan target muluk-muluk, cuma 300 ribu lapak dalam tiga tahun.
Menurutnya, bukan uang yang dicari dalam kampanye ini. "Tapi mensosialisasikan coral triangle pada dunia," katanya. Satu orang membicarakan pentingnya terumbu karang pada lima kenalannya akan memiliki dampak bergulis yang besar. Apalagi 300 ribu orang.
Foto pemilik akan terpampang di peta segitiga terumbu karang di situs WWF. Foto diambil dari Facebook, sesuai dengan alamat surat elektroniknya. Pemilik lapak akan diberi informasi seputar terumbu karang dan nongol di halaman Facebook.
Devy mengaku ada kendala dalam pembayaran, yang dilakukan via pay-pal. "Orang Indonesia jarang bertransaksi online menggunakan kartu kredit," katanya. Namun dia memilih metode pembayaran ini karena yang paling ringkas dan mampu menjangkau donatur lintas negara.
REZA MAULANA