TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Baru meletus satu tahun, kantong magma bagian dalam Gunung Merapi sudah mulai terisi magma dengan kedalaman 15 kilometer. Jika laju kecepatan magma tetap, maka Gunung Merapi akan meletus secara rutin empat tahun sekali.
Sebaliknya, jika laju pengisian magma lebih cepat, maka letusan akan berlangsung kurang dari empat tahun. “Kalau lebih cepat pengisiannya tidak sampai empat tahun. Hitungannya bisa setahun sampai empat tahun,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Surono, kepada Tempo di sela-sela workshop lesson learner eruption Merapi 2010 yang diselenggarakan Badan Geologi, Rabu, 2 November 2010.
Terisinya kantong magma ini membuktikan bahwa Gunung Merapi merupakan gunung api teraktif di dunia. “Baru satu tahun meletus, begitu cepatnya langsung mengisi,” kata Surono. Jika kantong magma di kedalaman 1,5 kilometer, maka dipastikan Merapi akan erupsi kembali.
Terisinya kantong magma ini dipaparkan Masato Iguchi dari Disaster Prevention Research institute, Kyoto Jepang. Dalam penjelasannya di workshop itu, terisinya kantong magma bagian dalam diketahui dari empat GPS yang dipasang di Merapi. “Kami memasang 3 GPS pada Desember 2010,” kata Masato. Adapun satu tambahan GPS dipasang di bagian bawah Merapi dan tiga bagian atas.
Surono menjelaskan, pemasangan empat GPS itu atas permintaan Wakil Presiden Boediono. Pemasangan GPS untuk mengetahui pasokan magma. “Jadi kembang kepisnya gunung bisa ketahuan, berapa volume magma yang siap meletus,” tambah Surono.
Pada letusan Merapi tahun 2010, suplay ini tidak bisa diketahui karena tidak ada peralatan. Pemasangan GPS ini diharapkan bisa mengetahui jumlah volume magma dengan akurat.
Surono menjelaskan, Jepang sangat kuat dalam memonitor gunung api serta teknologinya. Adapun Eropa sangat kuat dalam bidang ilmu pengetahuan dasarnya. Sedangkan Amerika Serikat kuat dalam bidang teknologi serta keilmuan dasarnya.
Pada letusan 2010, lalu, Surono mengaku menggunakan software dan radar satelit milik Amerika Serikat. “Dengan peneliti yang terlibat membuktikan bahwa Merapi milik dunia dan sebagai laboratorium dunia,” katanya.
BERNADA RURIT