TEMPO Interaktif, Jakarta - Di tengah ketidakjelasan Yayasan New 7 Wonders, Pemerintah Nusa Tenggara Timur berterima kasih kepada yayasan tersebut yang menggelar ajang pemilihan lokasi wisata terpopuler di dunia. Alasannya, ajang itu membuat komodo semakin terkenal ke dunia.
"Kami berterima kasih sekali kepada yayasan N7W yang menggelar ajang pemilihan tempat wisata dunia," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTT, Abraham Klakik, yang dihubungi Tempo dari Jakarta, Rabu, 2 November 2011.
Yayasan New7Wonder itu sedang diragukan kredibilitasnya. Oleh karena itu, pemerintah menarik diri dari sayembara itu. Bahkan, pemerintah menyiapkan agenda gugatan kepada yayasan tersebut.
Pemerintah NTT, menurut Abraham, tidak menghiraukan kredibilitas yayasan tersebut legal atau tidak karena ajang itu mendongkak popularitas komodo. "Ilegal atau tidak, kami tidak hiraukan. Karena melalui N7W, NTT bisa promosikan komodo," katanya.
Apalagi, kata Abraham, NTT tidak memiliki dana khusus untuk mengkampanyekan komodo. Maka, ajang ini merupakan sarana kampanye gratis untuk memperkenalkan komodo ke dunia. "Kami tidak punya dana khusus promosi komodo. Nah, ajang ini jadi kampanye untuk memperkenalkan komodo," katanya.
Dana kampanye komodo, tambah Abraham, disumbangkan masyarakat Indonesia, khususnya NTT, melalui vote untuk mendukung komodo sebagai tujuh keajaiban dunia. "Dana Rp 1 melalui vote itulah dana kami mengkampanyekan komodo," katanya.
YOHANES SEO