TEMPO Interaktif, Sumenep - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Kepulauan, Rabu, 26 Oktober 2011, berunjuk rasa di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Mereka mempersoalkan raibnya 500 ton beras jatah warga miskin (raskin) untuk warga Kecamatan Pulau Sapeken.
Koordinator Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Kepulauan (APMK), Suhardi, dalam orasinya menuntut semua pihak yang terlibat dalam kasus raibnya raskin tersebut diadili. "Mafia raskin harus ditumpas. Raskin bukan alat memperkaya diri," katanya.
Menurut Suhardi, raibnya raskin 500 ton tersebut fakta. Suhardi mengaku sudah melakukan crosschek langsung ke lapangan sebelum unjuk rasa. Menurut dia, warga miskin di sembilan desa di Kecamatan Pulau Sapeken mengaku hanya menerima jatah raskin untuk Januari sampai Mei 2011.
Pasokan raskin terhenti pada periode Juni hingga September 2011 belum diterima. Padahal, kata Suhardi, data Bulog Sumenep menyebutkan jatah raskin Kecamatan Pulau Sapeken sebanyak 1,6 juta ton untuk tahun 2011 telah seluruhnya didistribusikan."Ini jelas ada penggelapan. Kemana larinya raskin sebanyak 500 ton itu,” ujar Suhardi.
Suhardi khawatir kasus tersebut tak tertangani secara tuntas. Sebab, meski fakta-fakta sudah jelas, Pemerintah dan DPRD Kabupaten Sumenep hingga dinilai lamban mengusutnya. Apalagi hilangnya raskin tersebut diduga melibatkan banyak pihak.
Menanggapi tuntutan pengunjukrasa, Wakil Ketua Komisi Pemerintahan DPRD Sumenep, Mohammad Ali, menjelaskan bahwa massa APMK berunjukrasa pihaknya sudah menerjunkan tim untuk mengusut kasus tersebut. "Kami sudah minta kepala desa di Pulau Sapeken agar dalam waktu sebulan kisruh raskin sudah diselesaikan," ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Sumenep mulai mengusut kasus raibnya 500 ton raskin untuk warga miskin di Kecamatan Pulau Sapeken. Kasus tersebut terungkap setelah sejumlah warga miskin dari wilayah kepulauan tersebut mengeluhkannya kepada Komisi Pemerintah DPRD Sumenep (Baca Tempo Interaktif edisi Selasa, 25 Oktober 2011, Ratusan Ton Beras untuk Warga Miskin di Sumenep Raib).
MUSTHOFA BISRI