TEMPO Interaktif, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan pergeseran lokasi pembangunan jalan tol baru pengganti jalan tol Porong tidak akan mengganggu penyelesaian pembangunan jalan arteri pengganti jalan raya Porong. "Pembangunan jalan tol memang ada perubahan, tapi pembangunan jalan arteri terus dikebut. Semoga akhir 2011 ini sudah bisa selesai," kata Soekarwo, Minggu, 23 Oktober 2011.
Semula jalur jalan tol dan jalan arteri, dan juga rel kereta api, dibangun berjejer. Namun oleh pihak PT Jasa Marga yang melakukan pembangunan jalan tol dilakukan perubahan desain setelah mendapatkan hasil studi dari tim Institut Teknologi Bandung (ITB).
Perubahan meliputi lokasi, khususnya agar lebih jauh jaraknya dari pusat semburan lumpur Lapindo. Pada awal perencanaan, jaraknya 3,5 kilometer dari pusat semburan. Namun karena khawatir masih termasuk kawasan yang mudah ambles, jarak diperjauh menjadi empat kilometer. Akibatnya panjang jalan tol juga berubah dari 12 kilometer menjadi 14 kilometer.
Soekarwo yang juga anggota Dewan Pengarah Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) itu menjelaskan pula pembangunan jalan arteri Porong yang dibiayai dana dari APBN saat ini sudah memasuki tahap akhir. Masalah pembebasan tanah juga mulai teratasi karena akan diterapkan pola konsinyasi bagi warga yang menolak melepaskan tanahnya dengan dalih harga ganti rugi yang tidak memadai. ”Dengan pola konsinyasi, secara hukum proses pembangunan bisa terus dilanjutkan. Uang ganti rugi warga yang menolak dititipkan di pengadilan,” ujar Soekarwo.
Jalan arteri porong melintasi 11 desa di Kabupaten Sidoarjo dan empat desa di Kabupaten Pasuruan. Pembangunannya dimulai dari kawasan Tanggulangin, Sidoarjo, hingga Gempol, Pasuruan.
Kepala Cabang PT Jasa Marga Surabaya-Gempol, Agus Purnomo, menjelaskan pembangunan jalan tol baru belum bisa dilakukan. Yang dilakukan saat ini adalah pembangunan jalan penghubung dari jalan arteri ke jalan tol. "Pembebasan lahan juga belum dimulai,” ucapnya.
Agus mengatakan pembangunan jalan tol akan secepatnya dikerjakan setelah pembebasan lahan sudah selesai. Biaya pembangunannya mencapai Rp 1 triliun yang didanai oleh PT Jasa Marga.
FATKHURROHMAN TAUFIQ