TEMPO Interaktif, Jakarta - Juru bicara Wakil Presiden Boediono, Yopie Hidayat, gusar namanya dicatut untuk upaya penipuan. Seseorang yang mengaku sebagai dirinya menghubungi pejabat, perusahaan swasta, dan sejumlah lembaga. Selain mengajak bertemu, oknum tersebut meminta uang sebagai imbal jasa mempertemukan dengan Boediono.
Menurut Yopie, beberapa kali ia menerima laporan semacam ini. "Ini ramai sejak kemarin. Saya tegaskan semua itu adalah upaya penipuan. Saya mohon masyarakat waspada dan tidak meladeni permintaan apapun yang mengatasnamakan saya, staf saya, maupun siapapun yang mengaku bekerja di Sekretariat Wakil Presiden," ujar Yopie, Kamis, 29 September 2011.
Dia juga menegaskan tidak pernah meminta imbalan apapun dalam penyelenggaraan tugas di Kantor Wakil Presiden. Salah satu informasi upaya penipuan ia dapatkan dari staf hubungan masyarakat sebuah bank bernama Wayan Maryasa.
Wayan menceritakan, kata Yopie, seseorang yang mengaku sebagai stafnya meminta waktu untuk bertemu CEO Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor, Gede Made Erata. Ia juga memberikan nomor telepon seluler atas nama Yopie Hidayat. "Saya udah bilang nggak perlu diladeni. Dia minta duit. Ngaku Yopie itu berlogat Makassar. Kamis ini datang," kata Yopie mengutip informasi dari Wayan.
Orang yang mengaku suruhan Yopie dari Istana itu juga menghubungi staf hubungan masyarakat pembalap Rio Haryanto bernama Bambang Kuncoro. Oknum itu meminta Bambang menghubungi sebuah nomor telepon seluler yang disebut milik Yopie Hidayat. Bambang pun menelepon nomor itu untuk memastikan.
"Dia yakin bahwa dirinya Mas Yopie, lalu aku ajak ngomong bahasa Jawa, bingung. Aku bilang kenapa lupa boso jowo, gelagapan dia. Lalu (telepon seluler) dimatikan. Sampai sekarang aku telepon lagi gak mau ngangkat," ujar Bambang.
Menurut Bambang, seperti yang disampaikan Yopie, gaya bicara oknum tersebut formal dan meyakinkan. Bambang sendiri sudah menduga dia hendak meminta sejumlah uang supaya bisa membantu Rio Haryanto melobi beberapa menteri.
Tak hanya pembalap Rio Haryanto, petinggi raksasa otomotif PT Astra International Tbk pun hampir jadi korban. Oknum itu meminta bertemu Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto melalui sekretarisnya. Belakangan diketahui ternyata telepon yang sama juga sampai ke Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia.
KARTIKA CANDRA