TEMPO Interaktif, Jakarta - Pelaku bom bunuh diri gereja di Solo, Ahmad Yosefa Hayat, disebut pernah diba'iat langsung Ustad Abu Bakar Ba'asyir. Namun kabar itu segera dibatah pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Solo, Jawa Tengah. “Saya hanya tahu di televisi,”kata Ba'asyir seperti ditirukan kerabat dekatnya, Hasyim Abdullah, Selasa 27 September 2011.
Hasyim hari ini menjenguk Ba'asyir ditahanan. Ia menanyakan langsung kebenaran berita yang beredar di media soal pelaku bom gereja di Solo. Kata Hasyim, Ustad Ba'asir mengaku tidak mengenal sosok Hayat. “Jadi keterangan mabes polri tidak benar. Disebut ustad kenal baik Syarif (bom Cirebon) juga tidak benar,”kata Hasyim.
Sebelumnya Kepala Bidang Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Ketut Yoga Ana menyatakan pelaku bom bunuh diri gereja di Solo, Ahmad Yosefa Hayat, merupakan anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAT).Tapi Yoga mengaku belum mengetahui secara pasti kapan keterlibatan Yosefa dalam kelompok JAT. Menurut dia, proses radikalisasi semakin matang setelah ia dibai'at secara langsung oleh Abu Bakar Ba'asyir. "Dia termasuk orang yang punya kemampuan merakit bom," katanya.
Berdasarkan data yang dimiliki kepolisian, Hayat merupakan buron kasus perampokan Alfamart dan Indomart pada tahun 2010. Ia pun pernah terlibat kasus bom bunuh diri di Masjid Adz Zikra, Cirebon. "Hayat mengantarkan Syarif (pelaku bom bunuh diri) ke Masjid Mapolresta," kata Yoga.
Insiden bom bunuh diri kembali terjadi. Bom meledak di Gereja Bethel Injili Sepenuh Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Minggu siang. Bom melukai 27 jemaat tidak lama setelah mereka mengikuti kebaktian. Adapun pelaku, Ahmad Yosefa Hayat, tewas di tempat dengan kondisi perut yang terburai.
RIRIN AGUSTIA