TEMPO Interaktif, Madiun - Untuk melayani lelaki hidung belang, lokalisasi Gude atau Wisma Wanita Harapan di Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menyediakan hampir 7.000 bungkus kondom dalam sebulan.
“Dalam sebulan, kami mendapat jatah kondom sebanyak dua karton. Satu kartonnya berisi 3.450 bungkus kondom,” jelas Tohirin, Ketua Kelompok Kerja Arjuna yang membina pekerja lokalisasi setempat, Senin, 12 September 2011. Jika ditotal, dua karton kondom itu mencapai 6.900 bungkus kondom atau hampir 7.000 bungkus kondom.
Bantuan kondom itu dari Yayasan DKT Indonesia. “Setiap pengunjung yang datang ke sini selalu diberi kondom oleh petugas yang berada di halaman parkir sehingga tidak ada yang sampai tidak diberi kondom,” katanya. Upaya ini untuk mencegah penularan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS.
Hingga kini, sudah sekitar 70 pelacur yang kembali ke Lokalisasi Gude setelah selama 1,5 bulan berhenti bekerja sejak sebelum Ramadan hingga usai Lebaran, atau dari 26 Juli hingga 10 September 2011 lalu. Saat itu tercatat ada 74 pelacur yang pulang kampung. “Kalau memang ada pendatang baru, pasti melapor ke saya,” tandas Tohirin.
Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Madiun hari ini melakukan pendataan. “Dari 31 wisma yang kami data, sudah 70 PSK yang kembali dan sementara tidak ditemukan yang pendatang baru,” jelas Kepala Seksi Penyidik dan Penindakan Satpol PP Kabupaten Madiun Toni Agus Purnomo.
Salah satu PSK, Dewi, mengaku sudah dua tahun berada di Lokalisasi Gude. “Saya sudah dua tahun dan sekarang kembali ke sini setelah kemarin pulang kampung. Saya enggak ngajak orang baru ke sini,” tutur wanita asal Kabupaten Ponorogo yang masih berusia 20 tahun ini.
Hal yang sama dikatakan PSK lainnya, Hesti, asal Kabupaten Malang. “Saya sudah 2,5 tahun di sini dan enggak mengajak teman untuk bekerja ke sini,” ungkapnya.
Data lokalisasi setempat menyebutkan terdapat sedikitnya 74 pelacur dan 25 ibu asuh atau germo yang menghuni 31 wisma. Rata-rata per wisma terdiri dari enam kamar. Para pelacur ini berasal dari 16 kabupaten/kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan luar Pulau Jawa.
ISHOMUDDIN