TEMPO Interaktif, Kediri - Gangguan jaringan listrik akibat permainan layang-layang di Kota dan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, semakin parah. Setiap hari warga mengalami pemadaman listrik akibat jaringan listrik yang tersambar tali layangan.
Hingga hari ini, pemadaman listrik yang dilakukan mulai pagi hingga malam hari terus terjadi. Pemadaman itu dilakukan secara sporadis di beberapa kecamatan Kota dan Kabupaten Kediri. Selain melumpuhkan kegiatan usaha yang menggunakan daya listrik, pemadaman di pagi hari juga mengganggu pelayanan kantor publik. “Pagi ini saya tak bisa menyalakan komputer kantor,” kata Kepala Seksi Pembinaan Kejaksaan Negeri Kota Kediri, Agus Eko Purnomo, Jumat, 9 September 2011.
Selain melumpuhkan kantor kejaksaan yang berada di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kecamatan Mojoroto, pemadaman ini juga menghentikan tempat usaha berbasis listrik, seperti Warung Internet dan Toko Fotokopi. Beberapa pemilik usaha terpaksa menutup bisnis mereka sejak pagi tadi karena pemadaman listrik.
Manajer Unit PLN Grogol yang membawahi wilayah Kota dan Kabupaten Kediri, Edy Sujadmoko mengatakan jaringan listrik di wilayahnya kerap mengalami gangguan sejak satu bulan terakhir. Pemicunya adalah permainan layang-layang yang menyambar kabel listrik bertegangan tinggi.
Menurut Edy, permainan layang-layang ini cukup berbahaya karena dilakukan di lokasi jaringan listrik. Berdasarkan pantauan petugas teknis PLN, warga banyak bermain layangan di bawah SUTET dan kabel listrik karena faktor angin. Sejak beberapa pekan terakhir angin yang berembus di wilayah ini memang cukup besar dan cocok untuk bermain layang-layang.
Celakanya, beberapa layangan yang dipergunakan warga ini menggunakan tenaga listrik. Mereka memasang lampu dan baterai pada layangan agar bisa menyala saat diterbangkan di malam hari. “Tali mereka kerap memicu konslet saat menyambar kabel listrik,” kata Edy.
Untuk mengatasi kerusakan ini, PLN Grogol telah menempatkan 20 petugas teknis yang siap mengawal kerusakan jaringan di wilayah Kediri Barat. Langkah ini dilakukan agar pemadaman tak berlangsung lama, meski terjadi setiap hari. "Sebab kami tak bisa melarang orang bermain layangan," kata Edy.
HARI TRI WASONO