TEMPO Interaktif, Jayapura- Bupati Sorong Selatan, Papua Barat, Otto Ihalauw, dilaporkan telah memukul wartawan TOP TV, televisi lokal Papua, Mufriali, yang tengah meliput unjuk rasa di depan kantor Bupati Sorong Selatan, Jumat, 9 September 2011, sekitar pukul 09.15 WIT.
Selain Otto Ihalauw, Mufriali juga dihajar ajudan Bupati dan seorang kepala dinas. Kamera Mufriali sempat dirampas anggota Satpol PP Sorong Selatan. “Ada empat orang yang memukul, kita akan bicarakan kasus ini dengan pihak Kepolisian Daerah Papua,” kata Viktor Mambor, Ketua Aliansi Jurnalis Independen Kota Jayapura, Jumat siang.
Menurut Viktor, pemukulan dan penganiayaan terhadap wartawan saat meliput melanggar Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999. Kekerasan terhadap jurnalis dalam beberapa tahun terakhir di Papua meningkat dan cenderung menekan kebebasan para kuli tinta.
“AJI akan membicarakan secara khusus kasus ini, apakah nantinya ditanggapi dengan menggelar demo atau tidak, itu setelah hasil pembicaraan dengan Polda Papua nanti,” ujarnya.
Pimpinan Redaksi TOP TV, Amir Siregar, mengatakan Mufriali dipukul saat meliput pemalangan di kantor Bupati Sorong Selatan. Otto Ihalauw yang turun dari mobil kemudian meninju Mufri sebanyak dua kali. “Kemudian diikuti ajudan,” katanya.
Mufriali kemudian dibawa ke kantor Bupati dan diinterogasi. “Setelah itu, dia sempat menghubungi kantor. Tapi beberapa saat kemudian, Mufri tidak bisa dihubungi lagi,” ucapnya.
Staf Humas Kabupaten Sorong Selatan, Julius, membantah kasus pemukulan itu. “Itu tidak benar, saya sudah konfirmasi ke ajudan Bupati dan ternyata tidak seperti itu. Yang memukul hanya ajudan, bukan Bupati,” paparnya.
Julius mengatakan penyebab Mufriali dipukul karena kerap memberitakan sesuatu secara tak berimbang dan terkesan subyektif. “Liputannya selalu menyudutkan pemerintah tanpa verifikasi dan konfirmasi, itu membuat Pemda selalu dimusuhi.”
Ia berharap media bisa memberitakan sesuatu sesuai fakta. “Karena ada wartawan juga yang masuk politik, ini membuat pekerjaan jurnalistik jadi tidak baik, mereka menulis miring dan menyudutkan lawan-lawannya,” pungkasnya.
Otto Ihalauw juga membantah kabar tersebut. “Saya tidak memukul, tidak benar itu. Ini hanya karena miss komunikasi,” kata Otto Ihalauw.
JERRY OMONA