TEMPO Interaktif, Jakarta - Terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir menjadi imam salat ied di Rumah Tahanan Markas Besar Polri. Makmumnya sebanyak 12 orang, di antaranya adalah terpidana korupsi.
"Beliau salat di Musala bersama sejumlah tahanan. Ada terpidana kasus korupsi dan lain-lain," kata Hasyim Abdullah, kerabat Ba'asyir yang berkunjung ke Rumah Tahanan Markas Besar Polri, Selasa, 30 Agustus.
Hasyim mengatakan meskipun ruangannya sempit, Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) bisa menjalani salat dengan khusyuk. Ia pun tak lagi mempersoalkan penolakan polisi atas keinginan keluarga agar Ba'asyir salat di luar tahanan. "Beliau tetap bisa menjalankan salat di sini," kata dia.
Kepolisian menangkap Ba'asyir seusai menggelar ceramah di Banjar, Ciamis, Jawa Barat, Agustus tahun lalu. Polisi menduga Ba'asyir terlibat dalam serangkaian aksi terorisme di negeri ini.
Ba'asyir divonis 15 tahun penjara. Ia dianggap terbukti terlibat aksi terorisme berupa latihan militer di Gunung Jantho, Aceh Besar. Ia diduga mendanai pelatihan tersebut sebesar Rp 350 juta.
Ba'asyir hari ini dikunjungi kerabat dan pengikutnya. Salah satunya adalah Aisyah Baraja dan Abdurrohim, istri dan anak Ba'asyir.
Hasyim mengatakan Aisyah membawa banyak hidangan Lebaran untuk suaminya, mulai dari opor ayam, rendang, dan ketupat. Hidangan itu dimakan bersama para penjaga tahanan seusai salat Ied. "Pak Ustad (Ba'asyir) tampak sehat."
TRI SUHARMAN