TEMPO Interaktif, Jambi - Tim Ekskavasi Candi Kedaton, Rabu, 10 Agustus 2011, sekitar pukul 08.30 WIB, berhasil menemukan dua makara atau arca batu di situs Candi Muarojambi, Jambi.
"Benda purbakala tersebut ditemukan saat tim pemugaran Candi Kedaton melakukan penggalian. Tiba-tiba di dalam gundukan tanah liat bercampur kerikil kurang dari satu meter ditemukan sepasang benda berupa batu berukir setinggi sekitar 140 sentimeter dan lebar 40 sentimeter," kata Ahok, salah seorang petugas pengurus Candi Muarojambi, kepada Tempo, Kamis, 11 Agustus 2011.
Benda tersebut diukir dengan perpaduan antara naga dan gajah. Selintas menyerupai kepala ular kobra. Saat ditemukan masih utuh, walau ditaksir telah berusia ratusan tahun.
Ahok mengatakan benda itu masuk dalam kategori makara, yakni peninggalan zaman kerajaan Melayu kuno yang dipasang di pintu masuk candi dan berfungsi sebagai penolak bala.
Winston, Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi, mengakui penemuan tersebut terjadi saat timnya melaksanakan pengupasan struktur bangunan bata yang selama ini telah dipenuhi lumpur dan tanaman liar di Candi Kedaton.
"Struktur bangunan yang berada di sisi utara Candi Kedaton itu diduga merupakan gapura bangunan induk. Ketika pengupasan berlangsung, tim menemukan sebuah benda mirip arca dari batu sungai (andesit) pada sisi kanan gapura," kata Winston.
Menurut Winston, setelah upaya pengupasan sekitar dua jam, baru diketahui benda setinggi satu meter lebih itu adalah makara, yaitu profil mirip arca yang lazim dibangun pada gapura.
"Penemuan sepasang makara dari batuan andesit ini semakin membuktikan bahwa di situs Candi Muarojambi masih banyak tersimpan benda purbakala bernilai sejarah tinggi. Maka tak heran kawasan percandian Muarojambi kini, oleh UNESCO, masuk dalam nominasi salah satu warisan dunia," ujarnya.
SYAIPUL BAKHORI