TEMPO Interaktif, Kediri - Ketua Divisi Advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri, Budi Sutrisno, mendesak kepolisian mengusut tuntas peristiwa pemukulan terhadap wartawan Tempo TV, Syarifah Nur Aida. “Polisi harus berani mengusut, meski berhadapan dengan aparat TNI,” katanya kepada Tempo, Jumat, 29 Juli 2011.
Syarifah dilaporkan pingsan di tengah jalan saat melakukan pengambilan gambar penambangan pasir di Desa Sukamulya, Bogor, Kamis, 28 Juli 2011.
Sesaat sebelum hilang kesadaran, korban mengaku sakit pada tengkuknya. Tubuhnya ditemukan warga dan teman-temannya sesama jurnalis dengan kondisi kamera terbuka. Ketika diperiksa, memori hasil pengambilan gambarnya di kamera telah raib. Meski terdapat luka memar di tengkuknya, polisi bersikukuh jika korban pingsan akibat kelelahan.
Menurut Budi, pernyataan aparat kepolisian bahwa pingsannya Syarifah akibat kelelahan merupakan upaya mengaburkan persoalan. Sebab, bukti fisik berupa luka memar di tengkuk korban menunjukkan adanya tanda penganiayaan. Karena itu, Budi meminta Kepolisian Resor Bogor tidak asal mengeluarkan pendapat tanpa melalui proses penyelidikan terlebih dahulu.
Aparat Kepolisian tidak boleh menghentikan pengusutan hanya karena lokasi penambangan berada dalam kawasan yang menjadi obyek sengketa antara warga dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU).
Lebih jauh Budi menegaskan, tindakan kekerasan terhadap jurnalis kerap terjadi di kawasan penambangan pasir.
Di wilayah eks-Karisidenan Kediri, kasus serupa sering menimpa pekerja media saat melakukan peliputan penambangan pasir di Sungai Brantas. Bahkan, dua orang jurnalis media cetak setempat sempat hendak dibunuh saat mengambil gambar aktivitas penambangan.
Tindak kekerasan terhadap jurnalis yang gigih mempersoalkan penambangan pasir ilegal di sepanjang Sungai Brantas, menurut Budi, berkaitan dengan kepentingan banyak pihak. Selain itu, oknum aparat juga terlibat sebagai backing. Bahkan tak jarang di antara mereka yang memiliki usaha penambangan. “Saya sudah paham liku-liku penambangan pasir,” ujar Budi.
Selain mendesak pihak kepolisian, Budi juga mendorong institusi Tempo TV untuk terus melakukan peliputan dan investigasi penambangan pasir di Desa Sukamulya, Bogor.
HARI TRI WASONO