TEMPO Interaktif, Jakarta -Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum kini tampil tidak seperti biasanya. Ketika menghadiri acara peringatan Hari Kelahiran Nahdlatul Ulama ke-85 di Stadion Gelora Bung Karno, Ahad 17 Juli 2011, Anas datang dengan dikelilingi empat orang pengawal.
Pemandangan Anas dikelilingi pengawal itu terlihat selepas acara, ketika Anas berjalan keluar dari ruang VVIP Stadion Gelora Bung Karno. Wartawan, yang sedari tadi menunggu Anas melintas, sontak mengerubunginya dan melontarkan sejumlah pertanyaan.
Para wartawan yang ingin memperoleh konfirmasi atau sekadar tanggapan soal dugaan keterlibatan Anas dan istrinya Athiyyah Laila dalam sejumlah proyek BUMN, tidak mendapat respons positif. Anas hanya bungkam, tidak meladeni satu pun pertanyaan wartawan. Hanya sesekali ia berucap, "Terima kasih..terima kasih.."
Alih-alih mendapatkan jawaban memuaskan dari Anas, para wartawan justru harus bersusah payah menembus barikade pengamanan dari para pengawal yang selalu mengelilingi Anas.
Memang, sejak awal wartawan menunggunya melintas, Anas selalu dikelilingi para pengawal. Bak pengamanan untuk presiden atau menteri, para pengawal itu, yang berperawakan tinggi tegap, berambut cepak dan menenteng handy talky (HT), selalu berusaha menghalangi wartawan yang berdiri terlalu dekat dengan Anas. Tak sungkan pengawal itu sesekali sedikit mendorong wartawan supaya agak menjauh dari Anas.
Anas, yang hadir mengenakan kemeja batik kehijauan dan berpeci hitam, berjalan tenang dari sejak ia keluar ruang VVIP hingga menuruni tangga ke lantai dasar serta pintu keluar Stadion Gelora Bung Karno.
Para pengawal, yang juga mengenakan kemaja batik tapi tak berpeci, selalu mengelilingi Anas dan tampak berusaha melindungi Anas agar tidak tersentuh maupun terdorong wartawan dan orang-orang yang dilewatinya.
MAHARDIKA SATRIA HADI