TEMPO Interaktif, Bandung - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali mengajak seluruh konstituen dan kader partai yang henkang ke partai lain kembali bergabung. “Ini langkah awal konsolidasi PPP. Langkah berikutnya adalah kerja untuk mewujudkan apa yang diinginkan muktamirin,” kata dia di Hotel Panghegar, Bandung, Rabu 6 Juli 2011.
Menurut dia, jargon politik PPP sebagai “Rumah Besar Umat Islam” bukanlah dibuat tanpa tujuan. Alasannya sejumlah pentolan partai berlambang Ka’bah melahirkan partai-partai baru dalam jumlah tidak sedikit. “Ada yang membuat rumah baru, pulanglah ke rumah. PPP bukanlah rumah yang baik, tapi kalau ditinggalkan penghuninya akan lebih tidak baik,” kata dia.
Dengan kembalinya konstituen dan tokoh-tokoh partai, PPP akan menjadi partai yang jauh lebih baik daripada kondisi sekarang. “Apabila rumah itu bocor, bisa kita tambal. Kalau sempit bisa kita perluas,” ujar Suryadharma. “Ini yang ingin saya lakukan di masa akan datang.”
Suryadharma yakin PPP dapat menarik kembali konstituen dan kader-kadernya yang dulu menyatakan keluar, dan proses penarikannya akan berlangsung secara alamiah. “Bergabungnya hendak dilakukan fusi alamiah, bukan formal. Kalau formal masih meninggalkan masalah karena fanatisme kelompok,” ujar dia.
Setelah reformasi bergulir, sejumlah politikus PPP memang hengkang dan membentuk partai politik baru. Mereka mendirikan partai politik baru antara lain Partai Bintang Reformasi, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Masyumi, Partai Bulan Bintang, Partai Amanat Nasional, dan Partai Keadilan Sejahtera.
MAHARDIKA SATRIA HADI