TEMPO Interaktif, Bandung - Salah seorang calon Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Yani, membenarkan sudah menjalin kesepakatan dengan calon lainnya, Akhmad Muqowam. ”Yang sudah disepakati adalah sama-sama mengakhiri masa periode kepemimpinan sekarang,” katanya di Bandung, Jawa Barat, Senin, 4 Juli 2011.
Soal lain yang sudah disepakati, kata Yani, sama-sama memperjuangkan pembahasan tata tertib agar teknis pemilihan ketua umum dilakukan dalam 2 putaran. Dia mengaku, usul itu disodorkan oleh Muqowam. ”Saya setuju saja,” katanya.
Alasan setuju ini agar siapa pun ketua umum terpilih nantinya memiliki legitimasi kuat. Dia mencontohkan, perolehan suara yang tipis, berselisih puluhan suara, dalam pemilihan ketua umum pada Muktamar lalu. ”Ketua umum butuh legitimasi yang kuat. Pemilihan presiden juga butuh 2 putaran, 50 persen plus 1 agar pemimpin itu betul-betul mendapat dukungan real,” kata Yani.
Dia menepis anggapan bahwa usulan tersebut diajukan karena takut bersaing jika pemilihan hanya berlangsung satu putaran. ”Saya menginginkan 2 tahap. Bukan karena takut, tidak. (Tapi) Supaya pemimpin ke depan itu legitimate,” kata Yani.
Soal format pemilihan, dia sendiri mengusulkan agar digunakan sistem formatur untuk mengakomodasi suara kandidat yang kalah dalam pemilihan tersebut. Dalam sistem itu, dia menawarkan agar semua kandidat yang ikut pemilihan bergabung menyusun pengurus partai, sehingga, ”Yang lainnya tidak terbuang."
Yani beralasan, sistem formatur itu untuk mengapresiasi pada semua kandidat dan pendukungnya. ”Itulah hakikat demokrasi yang dibangun PPP, menggabungkan prinsip demokrasi yang individual dengan prinsip demokrasi yang musyawarah,” katanya lagi.
Namun, kendati mengaku ada kesepakatan dengan Muqowam, Yani menepis mereka telah bergabung. ”Kami belum ada format bergabung,” katanya.
Dia mengakui, ada kabar tersiar soal dirinya yang disebut mundur dari pencalonan ketua umum. Soal kabar ini, Yani menegaskan tidak akan mundur dalam pencalonan. ”Saya tidak akan mengundurkan diri. Sekali layar terbentang, pantang surut mundur ke belakang,” katanya.
Jika kalah dalam pemilihan putaran pertama nanti, Yani tidak menjanjikan suara pendukungnya akan beralih ke calon lain. Dia juga tidak bisa memastikan akan bergabung dengan kandidat lainnya. Dia beralasan, harus menanyakan dulu soal itu kepada pendukungnya.
Yani mengakui, memang diajak pihak Muqowam untuk bergabung menghadapi Suryadharma Ali. ”Saya katakan oke, tapi format gabungnya bagaimana, kami belum ada."
AHMAD FIKRI