TEMPO Interaktif, BANDUNG - Muchdi Purwopranjono resmi mengalihkan seluruh dukungannya kepada calon ketua umum lainnya, Akhmad Muqowam, dalam Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang diselenggarakan di Bandung, 3-6 Juli 2011. Kader PPP itu urung mencalonkan diri lantaran terganjal AD/ART partai, bahkan ia juga tidak dapat mengikuti muktamar sebagai peserta.
“Pada malam hari ini secara resmi saya sampaikan ke pendukung saya, saya bergabung dengan calon ketua umum saudara Akhmad Muqowam,” kata Muchdi dalam konferensi pers di Hotel Santika, Bandung, Ahad 3 Juli 2011.
Dalam konferensi persnya, Muchdi didampingi langsung oleh Muqowam dan kader PPP lainnya, Egy Sudjana. “Mudah-mudahan dengan bergabungnya saya, Akhmad Muqowam bisa menang dalam muktamar kali ini,” sambung Muchdi.
Pengalihan dukungan kepada Moqowam, Muchdi mengatakan, lantaran keduanya mempunyai visi dan misi yang sama untuk memulai perubahan di internal PPP. “Kami ingin melihat kejayaan PPP seperti pada waktu-waktu yang lalu,” ujarnya.
Ditanya jumlah suara yang digenggamnya, Muchdi enggan mengutarakannya. Namun ia sangat yakin jika dukungannya digabungkan, maka Muqowam bisa menjadi ketua umum menggantikan Suryadharma Ali. “Cukup banyak lah, cukup signifikan. Kalau saya dan Pak Muqowam digabung Insya Allah bisa menang,” kata dia.
Muchdi mengaku sebenarnya ia berhasrat mencalonkan diri sebagai ketua umum. Motivasi utama yang mendorongnya mencalonkan diri adalah kerinduannya melihat PPP kembali besar seperti pada periode-perioe lampau. Apalagi, di umurnya yang 38 tahun, PPP menjadi satu-satunya partai dari jaman Orde Baru yang masih ada sampai sekarang.
Ia mengatakan, ketertarikannya berjuang di PPP tidak muncul tiba-tiba. Sejak kecil ia adalah seorang aktivis Islam. Ia prihatin melihat kondisi PPP yang semakin lama terus terpuruk. “Saya melihat pekembangan dari waktu ke waktu itu kok makin surut, makin kecil,” kata dia. “Saya terpanggil bagaimana untuk membesarkan kembali partai Islam PPP. Itu niat awal saya, sebagai darma bakti saya.”
MAHARDIKA SATRIA HADI