TEMPO Interaktif, Lampung - Jalan Lintas Timur Sumatera di Lampung yang menghubungkan Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan terancam putus akibat dua jembatan di Desa Cakat, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, rusak.
Satu jembatan yang melintasi Sungai Tulang Bawang rusak dan sedang diperbaiki, sedangkan satu jembatan tua sudah mulai rusak akibat tak mampu menahan banyaknya kendaraan yang melintas. Akibatnya, kemacetan panjang hingga 15 kilometer lebih tak terelakkan, Minggu, 26 Juni 2011.
Kemacetan terjadi mulai dari Simpang Bawang di Menggala hingga Unit II Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang. Ribuan kendaraan dari berbagai jenis harus antre untuk melintasi Jembatan Way Tulang Bawang yang telah berusia tua itu. "Saya sudah tiga jam terjebak kemacetan," kata Aliudin, sopir travel yang hendak menuju Jakarta.
Jembatan Way Tulang Bawang di Desa Cakat itu diperbaiki lantaran kondisinya sudah rusak parah. Pemerintah Lampung, seperti dalam papan keterangan proyek, mengatakan bahwa perbaikan jembatan akan selesai 15 hari sebelum Lebaran.
"Kami baru sepekan mengerjakan perbaikan. Setelah selesai, kemungkinan jembatan satunya juga akan diperbaiki. Kondisinya sudah memprihatinkan," kata Agus Setiono, seorang petugas proyek perbaikan jembatan yang sudah berusia 20 tahun itu.
Dua lajur jembatan yang bersebelahan itu merupakan satu-satunya jembatan yang menghubungkan Lampung dan Sumatera Selatan di Lintas Timur. Jika putus total, maka sejumlah kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten Mesuji akan terisolasi.
"Tidak ada jalur alternatif. Jalur alternatif hanya melalui darat. Pemerintah harus cepat memikirkan itu," kata Syukur, salah seorang warga Kecamatan Banjar Agung, Tulang Bawang.
Tertahannya kendaraan selama berjam-jam itu sangat dikeluhkan oleh sopir dan penumpang kendaraan umum. Para sopir harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bahan bakar dan makan.
"Belum lagi sulitnya mendapatkan Solar dan Premium di sepanjang jalan lintas Sumatera di Lampung. Kami khawatir kehabisan bahan bakar saat terjebak kemacetan," kata Aliudin menambahkan.
NUROCHMAN ARRAZIE