TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana, mengatakan pemerintah tetap optimis mengejar target pengentasan kemiskinan sebesar 8-10 persen pada tahun 2014. Namun, dikatakannya, pencapaian itu belumlah memuaskan pemerintah. “Dan caranya itu (pengentasan kemiskinan) ada pada pertumbuhan ekonomi kita,” kata Armida.
Meskipun begitu, saat ini angka kemiskinan yang dicapai pemerintah sudah lebih baik apabila dibandingkan dengan masa Orde Baru. Dari tren tiap tahunnya, angka kemiskinan selalu menurun. Dari tahun 2006 sebanyak 39,3 juta penduduk tercatat berada di bawah garis angka kemiskinan, sementara untuk tahun 2010 angka kemiskinan menurun menjadi 31,02 juta penduduk dari total populasi 237 juta.
Sementara sebelumnya, Direktur Lembaga Penelitian SMERU Asep Surhayadi menyatakan program pengentasan kemiskinan oleh pemerintah belum dapat mencakup keseluruhan warga miskin. Meskipun terjadi penurunan, angka kemiskinan belum turun cepat. “Pengentasan kemiskinan memang berjalan, tapi tidak cepat dan belum membuat orang miskin bisa mengatasi masalahnya,”kata Asep.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik di tahun 2009 , sebanyak 14,5 persen atau 32,53 juta penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Sementara untuk tahun 2010, angka kemiskinan menurun menjadi 31,02 juta penduduk dengan batas kemiskinan sekitar Rp 211.000. Namun, apabila menggunakan standar US$ 2 per hari orang seperti yang digunakan di banyak negara, sebanyak 50,65 persen penduduk tergolong miskin.
Untuk dapat mengentaskan angka kemiskinan dan mengejar target pemerintah, kata Asep, adalah dengan memperbesar cakupan program pemerintah seperti Program Keluarga Harapan, PNPM, dan program kesehatan. Misalnya, ia mencontohkan, program PKH baru mencakup sekitar 1 juta keluarga miskin. “Perbesar cakupan wilayahnya dan besaran bantuannya juga kalau ingin mengurangi kemiskinan,”katanya.
RIRIN AGUSTIA